Renda hanya bisa memberikan support, dan nasehat, motivasi kepada tiara. Seolah duka yang dirasakan sama- sama dirasakan mereka berdua. Mereka berbincang- bincang dalam telepon sampai larut malam.
Tepat akhir kelas 3 SMP, wisuda  diselenggarakan, perpisahan kepada teman- temanya. Wisuda diselenggarakan di tempat Hotel Narita. Renda sangat senang akhirnya ia bisa meneruskan sek lagi sekolahnya ke SMA favorit, tetapi ibunya dengan keinginan sebenarnya dia ingin berubah, ia ingin mondok di salah satu pesantren Tulungagung. Dan jujuga keluarganya bakal tak mampu untuk renda melanjutkan ke SMA Favorit atas rekomendasi gurunya itu. Karena ia berasal dari keluarga kurang mampu.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi santri. Dan mondok di Pesantren Falachiyah. Selama nyantri, ia jarang untuk berkomunikasi dengan Tiara, bahkan ada dua tahun ia lupa dengan Tiara, Tiara pun juga lupa denganya. Sampai akhir- akhir menuju akhirussanah, tiba- tiba akun instagram renda di follow oleh akun @Tiara.al yang sebenarnya akun tiara.
Kemudian ada dm dari tiara, "selamat akhirnya kamu sudah menyelesaikan studimu untuk belajar agama, selamat juga kamu hari ini jadi penulis"
Karena selama ia mondok, ia tidak diperbolehkan dengan ustadz untuk bermain hp. Hingga pada kejadian yang lucu dengan temanya yang diamanahi menutup gerbang sekolah, karena di PP Falachiyah, ada pondok juga madrasah. Jadi aturan ada banyak disana, Ia meminjam kunci temanya, berjanji untuk menutup ruang- ruangan yang telah dipakai.
Tapi namanya renda, basic kenakalan masih ada dalam dirinya. Ia membuka ruangan lab komputer, dan menghabiskan waktu disana, temanya juga mengikutinya akhirnya ia bermain game sampai lelah. Dirasa setiap hari begitu, renda mencoba- coba untuk menulis. Ada pemberitahuan lomba naskah, renda pun mencoba mulai menulis. Kemudian dikirimkan ke redaktur. Tanpa sengaja ia memenangkan festival naskah tersebut dengan juara harapan 10.
Ia membalas Dm tiara.
"Terimakasih tiara, bagaimana kabarmu?, Sudah sangat lama kita tidak berkicau seperti burung merpati yang membawa kabar gembira"
Tiara menjawab tidak berselang lama.
"Ah dasar gombal puitis, hmm baik kok, gimana kabarmu?, Apakah kamu nyaman di pesantren."
"Alhamdulillah, aku nyaman ra, kamu melanjutkan dimana?"