Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjahit Mata, Menyulam Nostalgia

20 Januari 2024   20:12 Diperbarui: 11 Februari 2024   18:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiara, nama yang sering dihubungi Renda sejak tahun 2010 yang lalu. Kira- kira sebelum munculnya aplikasi komunikasi seperti What's Upp, ketika jaman BBM, masih ramai- ramainya. 

Ia hanya kenal dari beberapa temanya, melalui bagi pin BBM. Dan pada saat itu ia pun menjadi akrab walalaupun belum pernah sama sekali bertatap muka. Tiara adalah sosok gadis yang belum pernah Renda ia lihat, ia sekedar berkomunikasi dengan chat dan via suara, telepon.

Ketika akhir desember Renda yang kelas 2 SMP, sempat mengabaikan pesan dari tiara. Karena saat itu ibunya tiba- tiba sakit, parah sampai- sampai harus dibawa ke rumah sakit. Ada sebulan ia tidak berkomunikasi, berkabar dengan Tiara.

Malam- malamnya hanya dihabiskan duduk di teras depan rumah sakit. Melihat lampu- lampu yang berpijarkan keheningan. Ia berharap ibunya dapat sembuh karena ibunya kini sedang tidak sadarkan diri. Ia membuka handphone, Membuat status BBM. "Sembuhkanlah, Tuhan."

Tiba- tiba notif pesan BBM muncul dari Tiara, ia menanyakan siapa yang sakit, renda membalasnya tidak apa- apa kok, cuma gerahan. Tiara membalasnya dengan menelpon Renda. Pada saat itu juga malam semakin larut, angin malam berhembusan menyapu  rintik tangis Renda. Tiara berusaha menyemangatinya,

"Renda, aku tahu musibah tidak ada yang tahu, tetaplah kuat, berdoalah tiada obat yang menyembuhkan kecuali doa"

"Makasih ya"

"Ren, aku minta maaf masih belum bisa bertemu denganmu langsung."

"Tidak apa- apa kok, lagian ibuku masih sakit, kapan- kapan kita bisa bertemu."

Mereka berdua saling menguatkan, tetapi pada saat itu renda tidak mengerti posisi tiara, tiara sedang berada di rumah, melihat ayahnya juga yang sakit stroke belum juga sembuh. Mereka berdua bagaikan cinta yang terbelah- belah oleh keadaan. Berhari- hari mereka jadi saling berkabar, menanyakan keadaan. Pada hari sabtu pagi, Tiara sangat sulit dihubungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun