“Ah tenang aja, gue bukan cewek kok buat dia, tanya aja. Haha”
“Sarah, aku boleh nikahnya sama dia aja ?”
“Ampe cowok di dunia ini tinggal lu aja gue ogah bang, ogah !”
“Kalian ini ya, sudah sudah, pesan makanan saja, sebelum kita diusir disini”
“Hehe Baiklah”
Entah mengapa sejak awal kenal sampai detik ini bertemu kembali, kami tak pernah sedetikpun serius menanggapi setiap ucapan yang dilontarkan, dan karena itu pula, kadang orang orang di sekitar kami tak salah paham, tapi beruntunglah Sarah sudah mengerti kebiasaan konyol kami ini, hingga ucapan kami diabaikan, karena dia tahu apa yang diucapkan hanyalah candaan saja.
“Jadi, kapan sekolahmu selesai ?”
Aku belum mengabarkan pada mereka, jika kepulanganku ke Bandung karena aku sudah diterima bekerja di salah satu perusahaan asing yang ada di Jakarta, aku sudah lulus sebulan yang lalu, hari yang sama disaat abangku bertunangan.
”Haha, aku akan menetap di London Sar”
“Lu ga pernah bilang kalau lu bakal diem di London sama gue lho Karin !”
Wajah yang tak pernah aku lihat seserius itu, tiba tiba aku lihat diwajah abangku, ketika mendengar jika aku akan menetap di London untuk bekerja.
