Lalu saya pergi ke sana lagi tanggal 23 November 2021 untuk melayat serta mengikuti acara penguburan Inang Bel. Â Ia meninggal sehari sebelumnya, tanggal 22 November 2021. Ternyata selama menunggu jam penguburan pukul 15.00, berkumpul semua anggota keluarga besar.Â
Ada turunan diaspora Wangkung di Terang, Mberawang, Terang, Kempo, Labuan Bajo datang berkumpul. Dan ternyata yang berusia tua dari mereka adalah mantan murid ayah saya. Nah dari sinilah muncul semangat tulisan ini.Â
Perlu diketahui bahwa seluruh catatan sejarah tentang keberadaan ayah saya sebagai guru di Wangkung berasal dari cerita ayah, mama, dan kakak-kakak selama saya SD di Waemata Lembor.Â
Ketika saya datang ke Wangkung, maka itu semacam rekonfirmasi lokasi dan recek kepada para muridnya yang masih hidup. Dan betul, cerita itu benar adanya. Berdasarkan itu, maka saya narasikan sebagai berikut.
Wangkung pusat gereja dan sekolah dasar
Wangkung Boleng pusat sekolah SD dan paroki Gereja Katolik sejak dulu, dibuka oleh misionarist Eropa. Ia pusat kedua setelah Rekas di Kempo (Kec.Sano Nggoang saat ini) untuk wilayah Manggarai Barat, pulau Flores.Â
Kampung yang berdekatan dengannya adalah Mbehal, Golo Galang, Pungkang, Denger dan beberapa lagi. Ayah saya, Bp Nobertus Nuba bersama Bp Petrus Tauk (ayah dari Tomas Edi, mertuanya Bp Tobi Wanus) dulu guru SD di sana, 4-5 thn (1955-1960).Â
SD itu diapit oleh 2(dua) sungai yang airnya jernih sekali, namanya Wae Dangar dan Wae Baling. Air dari sungai ini turut mensuplai air sungai Wae Mese, yang muaranya sampai di Nanga Na'e, pantai Labuan Bajo yang di samping hotel Jayakarta sekarang ini. Saat tulisan ini dibuat, di Wae Mese lokasi samping jembatan di Nggorang, sedang dibangun waduk air minum untuk penghuni Labuan Bajo. Jadi, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya di Labuan Bajo, ingat ya, air yang anda pakai itu nanti juga berasal dari Wae Dangar dan Wae Baling di Wangkung, yang terpelihara bersihnya oleh masyarakat Wangkung, Mbehal, Pungkang, Golo Galang bersama para guru sejak tempo dulu.
Saya dan satu adik saya lahir di sana. Juga Thomas Edy lahir di sana, yang kini tinggal di Bekasi, Jakarta, yang dulu pernah sebagai balon wakil bupati Manggarai Barat bersama Bapak Ferdi Pantas.Â
Mamanya Tomas Edi adalah sepupu mama saya dari keluarga besar kampung Tado, Kempo, Kec.Sano Nggoang. Mama sering ceritakan tentang bersihnya air sungai di Wangkung.Â