Kutulis surat ini dengan harapan, kelak di suatu waktu, di masa depan, ketika tidak ada lagi dingin, tidak ada lagi panas, ketika kita sudah berada pada dimensi yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, dan tidak dibatasi oleh usia dan jalan hidup, aku ingin engkau tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa menyingkirkan namamu dalam guratan hatiku.
Aku selalu ingin engkau tahu, bahwa engkaulah yang berhak menjadi seseorang yang akan mengisi singgasana hatiku di di suatu tempat, di suatu masa, di suatu ketika di masa depan kelak.Kenangan senja bersamamu di musim semi yang indah, sulit sekali untuk hilang dalam memori-memori masa lalu. Selalu terbayang dan tergambar dalam bulir-bulir di benakku, betapa aku selalu tidak pernah bosan menikmati tarian musim semimu yang indah, yang menebarkan pesona tiada tara .
Di suatu masa di masa depan, dimana tidak ada lagi hari, tidak ada lagi tanggal dan tahun. Di suatu masa, ketika tidak ada lagi matahari, bulan dan bintang, ketika tidak ada lagi musim-musim yang silih berganti. Aku ingin engkau tahu, aku selalu merindukanmu.
Di suatu masa kelak di masa depan, dan pada suatu ketika, ketika semua orang menjadi muda kembali, ketika tidak ada lagi gelap dan terang, Aku ingin kamu tahu tentang perasaanku kepadamu. Ketahuilah, aku ingin mencintaimu di kehidupan yang sudah engkau jalani sekarang ini. Salib yang dulu pernah aku berikan padamu, masih aku simpan dengan rapi disamping tasbih yang engkau belikan untukku di suatu senja, pada suatu musim semi yang sempurna.
Ketika tidak ada lagi panas, tidak ada lagi dingin, tidak ada lagi waktu-waktu yang membatasi hari-hari kita, dan ketika tidak ada lagi kematian setelah kematian. Ketahuilah bahwa sesungguhnya, aku sangat mencintaimu, sebelum dan sesudah engkau meninggalkan dunia fana ini. Dan aku ingin, kita bisa hidup bersama.
Dan jika ada sedikit perasaan yang sama yang kamu rasakan dalam hatimu, walaupun itu cuma secuil getaran lembut, selepas membaca surat musim semiku ini, ijinkan aku untuk bergabung, menjumpa dan bersanding di sampingmu. Untuk selamanya.
Di suatu ketika, di masa depan, dimana tidak ada lagi detik-detik berlalu, dimana tidak ada lagi menit demi menit yang berganti menjadi jam, dan ketika tidak ada lagi hari-hari yang berganti menjadi bulan dan tahun. Aku ingin kamu membaca suratku ini. Dan ketika engkau membaca suratku ini, kita pasti akan segera bertemu dalam waktu yang tidak lama lagi.
Dan ijinkan aku mengakhiri surat ini dengan kalimat yang dulu pernah aku ucapkan dengan tulus dan sepenuh hatiku. Aku Cinta Padamu, selalu.
Peluk rindu dariku. Beib.
Kamu menatapku, sendu. Aku menatapmu, haru. Perasaan ini seakan mewujud dari isi surat itu. Ada misteri apa sebenarnya?
“hmm, 2011 ..”