Dari tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia Kedua di Medan, dihadiri para pembesar negara, wakil-wakil pers, para ahli bahasa, dan para undangan dari negara tetangga yang berbahasa serumpun, Negara Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia).
Penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus 1972 (Ejaan Yang Disempurnakan) membuat Bahasa Indonesia semakin menuju kesempurnaan. Lembaga Bahasa Nasional berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan diubah namanya menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa pada tanggal 1 Fenruari 1975. Berbagai penelitian, pembinaan, pendidikan,  dan penataran diadakan untuk  mempeoleh tenaga-tenaga ahli di bidang linguistik, sastra, kamus,penterjemah, penyuluhan, dan sebagainya.
Dari tanggal 28 Oktober - Â 4 November 1978 di Jakarta ratusan tokoh masyarakat dari seluruh Indonesia dan beberapa orang undangan dari luar negri, menghadiri Komgres Bahasa Indonesia Ketiga yang diselenggarakan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Bahasa Indonesia di era Millenial sudah lebih modern dan ilmiah. Di masa silam bangsa kita sebelum lahirnya kesatuan sudah menggunakan bahasa Melayu tetapi belum menjunjungnya, karena masih sangat sederhana dan bersahaja, belum diresmikan untuk melahirkan segenap perasaan dan pendapat suatu bangsa, Bangsa Indonesia. Bentuk kata-kata dan kalimatnya saat itu belum memgenai istilah bermacam perasaan dan pengertian yang tidak berwujud, istilah teknik, segala lapangan pengetahuan dan kebudayaan.
Perluasan dan tambahan Bahasa Indonesia menjadi pesat karena perluasan dan tambahan dalam tiap-tiap bahasa berhubungan dengan kemajuan kebudayaan bangsa pemilik budaya tersebut, begitu juga jika ada pergaulan dengan bamgsa lain. Perkembangan bahasa berubah mengikuti perkembangan zaman. Di setiap zam terjadi perubahan bahasa, tidak mungkin bahasa sekarang sama dengan bahasa seabad lalu.
Bahasa Indonesia itu bahasa hidup dan tak dapat dibatasi,tetapi sampai di mana kesanggupan Bahasa Indonesia, tergantung kepada kesungguhan Bangsa Indonesia mempelajarinya, menguasainya, dan menggunakannya sehari-hari. Kesanggupan Bahasa Indonesia bisa kita amati dalam kesusastraan Indonesia dan pergaulan hidup di era millenial ini.
Dengan demikian mengapa kita tidak mengusulkan kepada UNESCO dan dunia internasional ( setidaknya di kawasan ASEAN) agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional atau bahasa pariwisata internasional. Bahasa yang mudah dipelajari dan mudah digunakan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H