Mohon tunggu...
Kholisussadi
Kholisussadi Mohon Tunggu... Dosen - Kholisussa'di_Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Surabaya

Kholisussa'di, S.Pd., M.Pd. Seorang dosen yang berdedikasi di Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika. Penulis memiliki spesialisasi dalam bidang pendidikan non-formal dan informal / Pendidikan Masyarakat, khususnya pada pengembangan sumber daya manusia. Saat ini, penulis sedang menjalani studi Doktoral di Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep, Karakteristik dan Penerapan Teori Pembelajaran Behaviorisme

30 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:17 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

8. Penerapan di Sekolah

Dalam pendidikan, teori ini diterapkan melalui metode-metode seperti drilling (pengulangan materi), sistem reward and punishment, serta pembelajaran berbasis modul yang memecah materi pelajaran menjadi unit-unit kecil dan terukur.
Model pembelajaran behaviorisme ini banyak diterapkan dalam situasi di mana tujuan utamanya adalah mengubah perilaku tertentu atau ketika pemahaman konsep lebih ditekankan melalui latihan dan pembiasaan.

D.Penerapan Teori Pembelajaran Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme yang menekankan adanya hubungan antara stimulus dengan respon memiliki arti penting bagi anak untuk meraih keberhasilan dalam belajar. Penerapannya adalah seorang guru hendaknya banyak memberikan rangsangan (stimulus) kepada anak dalam pembelajaran sehingga anak dapat merespon secara positif apalagi ketika didukung dengan adanya hadiah (reward) yang berfungsi sebagai penguatan terhadap respon yang telah ditunjukkan oleh anak.

Menurut Mukinan dalam (Irwan, 2015), mengemukakan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan berdasarkan teori belajar behaviorisme ini, antara lain: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku. Seorang anak dikatakan telah belajar jika anak tersebut menunjukkan perubahan tingkah laku, (2) dalam belajar diperlukan adanya stimulus dan respon, (3) dibutuhkan reinforcement (penguatan) dalam pembelajaran karena penguatan ini merupakan faktor yang dapat menguatkan timbulnya respon. Sebuah respon akan semakin kuat apabila penguatan baik dalam bentuk positif dan negatif ditambah.

Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran agar tercapai tujuan secara maksimal, ada dua hal yang perlu dipersiapkan oleh guru, yaitu:

1.  Menganalisis kemampuan awal dan karakteristik anak

Agar anak memiliki sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dasar, maka perlu kiranya agar dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya karena akan ada beberapa manfaat yang diperoleh guru jika melaksanakan hal tersebut, antara lain: a) guru akan memperoleh gambaran yang terperinci mengenai kemampuan awal seorang anak yang nantinya akan berfungsi sebagai prasyarat bagi bahan baru yang akan disampaikan, b) guru akan mendapatkan gambaran dan jenis pengalaman yang telah dimiliki anak, sehingga dapat memberikan bahan yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh anak, c) guru dapat mengetahui sosio-kultural anak termasuk latar belakang keluarga, ekonomi, dan lain-lain, d) guru dapat mengetahui kebutuhan anak, mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui tingkat penguasaan yang sebelumnya telah diperoleh anak.

2.Merencanakan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak

Untuk dapat memberikan layanan pembelajaran kepada semua kelompok siswa/anak, guru setidaknya menggunakan dua pendekatan yaitu: a) Anak menyesuaikan diri terhadap materi yang akan diberikan dengan cara guru memberikan tes dan pengelompokan (tes dilakukan sebelum anak mengikuti pembelajaran), b) materi pembelajaran disesuaikan dengan keadaan anak. Kemudian, atas dasar hasil analisis kemampuan awal siswa melalui tes tersebut, guru dapat menganalisis tingkat persentase penguasaan materi pembelajaran dengan membaginya menjadi dua yaitu sebagian anak yang sudah paham dan sebagian anak yang belum paham terkait materi. Selanjutnya, rencana strategis yang dapat dilakukan oleh guru terkait masalah tersebut yaitu bagi anak yang sudah mengetahui materi, maka bisa dilakukan pembelajaran dalam bentuk ko-kurikuler yaitu anak diminta menelaah dan membahas secara kelompok dan mempresentasikan hasilnya sedangkan bagi anak yang belum mengetahui materi, maka guru hendaknya menjelaskan sepenuhnya kepada anak di dalam kelas.

Adapun penerapan lain yang bisa dilakukan dalam teori belajar behaviorisme ini yaitu mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal anak, menentukan indikator keberhasilan belajar, mengembangkan bahan ajar, mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan, mengamati stimulus yang mungkin bisa diberikan kepada anak seperti latihan atau tugas, mengamati dan menganalisis respon pembelajar, memberikan penguatan (reinforcement) baik penguatan positif maupun negatif, dan terakhir merevisi kegiatan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun