Penguatan positif dan negatif merupakan kunci dalam pembelajaran behaviorisme. Penguatan positif berupa pemberian reward ketika siswa menunjukkan perilaku yang diinginkan, sedangkan penguatan negatif adalah penghilangan sesuatu yang tidak menyenangkan untuk mendorong perilaku yang diinginkan.
3. Asosiasi Stimulus dan Respons
Pembelajaran terjadi ketika stimulus tertentu menghasilkan respons tertentu. Konsep ini berasal dari eksperimen Pavlov dengan anjing, di mana bunyi bel (stimulus) diikuti oleh pemberian makanan, sehingga anjing mulai mengeluarkan air liur (respons) setiap kali mendengar bel.
4. Kondisioning Klasik dan Operan
Dua tipe pembelajaran yang sering dibahas dalam behaviorisme adalah kondisioning klasik (di mana respons otomatis terhadap stimulus diciptakan melalui asosiasi) dan kondisioning operan (di mana perilaku diperkuat atau dilemahkan berdasarkan konsekuensinya).
5. Latihan dan Pengulangan
Pembelajaran behaviorisme sangat menekankan pada latihan berulang. Siswa diharapkan terus mengulangi perilaku tertentu hingga terbentuk pola yang diinginkan.
6. Kontrol Eksternal
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh kontrol eksternal. Lingkungan belajar diatur sedemikian rupa untuk memberikan rangsangan yang sesuai guna mencapai perilaku yang diharapkan. Guru memegang peran penting sebagai pengatur kondisi belajar.
7. Fokus pada Hasil Akhir
Behaviorisme lebih mementingkan hasil akhir berupa perubahan perilaku daripada proses belajar itu sendiri. Sukses dalam pembelajaran diukur dari perubahan perilaku siswa yang dapat diamati dan diukur.