Mohon tunggu...
khoirulramaditya
khoirulramaditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Otoritarianisme vs Demokrasi

30 November 2024   17:47 Diperbarui: 30 November 2024   18:15 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

raja-raja seperti Fir'aun di Mesir Kuno, yang memegang kekuasaan mutlak dan menganggap 

dirinya sebagai Tuhan. Begitu pula dengan kekaisaran Romawi di bawah kepemimpinan Julius 

Caesar dan Agustus, yang memiliki otoritas yang sangat besar dan terpusat. Di China, dinastidinasti kuno menerapkan konsep "Mandate of Heaven," yakni keyakinan bahwa kekuasaan untuk 

memerintah diberikan langsung oleh Tuhan. Pada abad pertengahan, praktik kepemimpinan 

otoriter diteruskan oleh para raja dan ratu di Eropa serta oleh pemimpin agama yang memegang 

kewenangan politik dan spiritual sekaligus, seperti di negara-negara teokratis.

Kepemimpinan otoriter ini, meskipun bervariasi bentuk dan aplikasinya, sering kali 

melibatkan konsentrasi kekuasaan pada individu atau kelompok kecil dan pembatasan terhadap 

kebebasan politik serta hak asasi manusia. Kepemimpinan otoriter biasanya tidak muncul begitu 

5

saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendasarinya. Beberapa faktor yang sering 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun