Berikutnya, pertanyaan yang menarik untuk dijawab ialah bagaimana Desa Kuryo didirikan? Dan, mengapa disebut Kuryo? Apa filosofinya?
Pertama, bahwa di atas telah disimpulkan, mBah Tiguna merupakan penggedhe Kerajaan Islam Pati yang bersentuan dengan tahun 1627M. Beliau juga merupakan santri dari Wali Sanga, khususnya Sunan Muria. dan, beliau ialah pendiri Desa Kuryo.
Kedua, bahwa sebagaimana diteorikan, bahwa dibenak alam pikiran orang Jawa, dalam system kerajaan, raja dipersepsikan hampir memiliki kekuasaan absolute (mutlak).
Dan, sebaliknya, bagi rakyat, termasuk di dalamnya ialah kerabat kerajaan, pegawai kerajaan, prajurit kerajaan dan semua kawula rakyat memiliki kewajiban bersetia mutlak pada raja. Apapun di dalam kerajaan adalah kagungan dalem (milik raja).
Serta, apapun yang terjadi di dalam kerajaan harus atas palilah (ijin) dan demi kebesaran raja.
Sabda pandhita ratu (ucapan atau kehendak raja adalah hukum).
Dan, berangkat dari teori ini dan merujuk pada simpulan-simpulan tesebut di atas maka kejadian berangkat ke wilayah kidul kali, membuka hutan,lalu mendirikan Desa Kuryo oleh mBah Tiguna adalah atas tugas dan palilah Raja Pati dalam posisinya sebagai rakyat, wabilkhusus apalagi sebagai sentana ndalem demi kebesaran raja, kebesaran Kerajaan Pati.
Mengapa di Kidul Kali? Kuryo adalah wilayah kidul kali yang notabene menurut catatan yang diperoleh Graaf belumlah sebuah kota (permukiman) sebagaimana wilayah kota (lor kali) yang ketika Penjawi (kakek Adipati Pragola II) baru masuk Pati saja sudah berpenduduk 10.000 jiwa.
Jadi berangkat dari kondisi obyektif Pati pada saat itu mungkin saja dipilihnya wilayah kidul kali ialah dalam rangka pengembangan kerajaan demi kebesaran raja dan kerajaan.
Atau mungkin ada kemungkinan yang lain.
Misalnya, bisa saja mBah Tiguna diberi kebebasan oleh sang Adipati Pati untuk memilih lokasi babad alasnya sesuai dengan kata hati atau pertimbangan-pertimbangan pribadinya.