Entahlah, seperti air sungai yang mengalir, obrolan kami pun mengalir dengan lancar. Taehyung yang bercerita tentang kehidupannya bersama sang nenek, bagaimana ia selalu dibully di sekolahnya, asal usul ia bisa lolos audisi, bertemu dengan keenam sahabatnya, menjadi penyanyi terkenal, hingga sukses dan menjadi 1st Most World Handsome in The World seperi saat ini. Sesekali ia melempar lelucon hingga kami tertawa bersama.
Tak terasa piringnya sudah kosong. Ia membersihkan tangan dan mulutnya dengan lap yang telah disediakan.
“Thank you for your time you spent with me,” ujarnya tulus. Aku dan Aza tersenyum bersama.
“No reason for that, Oppa. And we thank you for this precious time. Glad to see you,” balasku.
“I’m so happy when know your history, it’s my motivation,” sambung Aza. Taehyung tersenyum lebar. Ya Allah.
“Ah, what do you think about take a photo before we apart?” tawarnya.
Aku dan Aza terperangah. Seorang artis papan atas menawarkan foto bersama dengan kami?
“This meet will be my memorize. I met a hijabi girl that I believe you’re hiding you other beauty thing inside it. I’ll tell the other member about you,” lanjutnya.
“Ya Allah, Cha. Aku mau nangis,” desis Aza.
“Hmm … hehe, sure. If you want it, we can do it.”
Lalu, Taehyung mengambil posisi dengan membelakangi kami. Jari telunjuk dan jari tengah yang berlambang peace sudah menjadi gaya andalan seorang Kim Taehyung. Sedangkan aku dan Aza, kami membentuk sebuah love dengan menggabungkan dua tangan kami.