Sebelum ia membuka suara, aku menyambar
"Dari SMA Karta."
Ia tersenyum kepadaku. Ia menarikku untuk berlari, anehnya tubuhku tidak menolak dan terus mengikutinya. Langkah kaki kami berhenti di depan sebuah motor, dan tanpa persetujuanku ia memakaikan helm.
"Naik."
Aku menurut saja
 Tanpa aku ketahui, pertemuan ini akan menjadi hari terbaik dalam hidupku.
Egar mengajakku mengelilingi kota. Aku tidak bohong, aku sangat menikmati setiap detik yang kami lewati. Aku kembali menikmati tetesan hujan yang kembali membasahi wajahku.
Selama perjalanan, tidak ada percakapan diantara kami. Keheningan itu hanya diisi suara rintik hujan dan mesin motor yang terus berpacu.
Egar berhenti di suatu tempat, ia menuntunku berjalan ke arah tumpukan kayu lalu memintaku untuk duduk. Aku terpukau melihat pemandangan danau tenang sehabis hujan yang dikelilingi pepohonan rindang.Â
"Ini, diminum dulu."
Ia memberikan segelas teh hangat