"Kenapa kau berbicara seperti itu ? tenang saja aku tidak akan kenapa -- kenapa, itu kan hanya firasat mu. Kita berdo'a saja untuk keselamatan kita semua" ujar pak Nas kepada istrinya yang sedang gelisah itu.
Hari itu bu Johanna menutupi kegelisahannya dengan mengajak anak -- anaknya bermain. Ade Irma selalu membawa boneka di tangannya, karena itu bu johanna punya ide untuk mengajak anak -- anaknya bermain boneka. Pak Nas mengajak mereka bercanda dengan berbagai humor yang disukainya.Â
Senja sudah tiba, waktunya sholat maghrib. Mereka seperti biasa sholat maghrib berjama'ah dan berdo'a bersama. Mereka mengajarkan kepada anak -- anaknya untuk selalu taat beribadah. Setelah sholat mereka makan malam bersama. Tiba -- tiba saat semua sedang menikmati makannya Ade Irma nyeletuk.
"Makanan hari ini enak sekali yah, apakah besok aku masih bisa makan makanan enak seperti ini?"
"Tentu bisa, ibu akan memasakan masakan yang enak untukmu."
Setelah mereka selesai makan, mereka mulai Kembali ke aktivitas masing -- masing. Pak Nas ke meja kerja nya untuk menyelesaikan beberapa tugas yang belum selesai ia garap. Ia selalu fokus sekali ketika mengerjakan sesuatu, tapi kali ini entah bagaimana rasanya ia tidak tenang tapi tanpa alasan yang pasti.Â
Ketika pukul 21.00 Ade Irma meminta kepada Ayah dan ibu nya untuk tidur di kamar mereka, karna biasanya Ade tidur di kamar yang berbeda. Ade tidur di tengah ayah dan ibunya. Waktu berlalu begitu cepat. Saat pukul 01.00 Johanna dan pak Nas malam itu tidak bisa tidur, karena malam itu hawanya sangat panas dan banyak nyamuk. \
Tiba -- tiba terdengar suara langkahan kaki "bruk bruk bruk"Â
"Sepertinya, firasatku benar. Dengarkan dengan baik -- baik suara langkahan kaki ini. Yang akan membunuhmu datang!"Â
"Ayo cepat berlindung bangun kan anak -- anak!"Â
Bu Johanna mengintip dari jendela kamarnya. Ia melihat bahwa banyak prajurit berbaret merah membawa senapan sedang mengerubungi sekekeliling rumahnya itu. kala itu bu Johanna membuka pintu rumahnya lalu bertanyaÂ