" Din, anggurnya kelihatannya enak banget " pandangan Septi fokus ke anggur yang menggelantung lebat di atas rumah.
" kok Lo bisa kenal sama pak Samad? " aku bertanya ke Andre.
" Gue sering kesini bareng teman pas waktu Jamkos, makanya kenal sama pak Samad "
" Nak Andre sering bolos kuliah kesini makanya bapak kenal "
Pak Samad keluar menyaut omongan Andre sambil membawa nampan gelas juga kendi berisi air putih dan piring kayu berisi anggur yang dipetik pak Samad tadi dan menaruhnya di meja seraya pelan duduk di kursi rotan yang tersisa.
" emang nakal dia pak, julukannya aja musang kampus ! " Septi menyeletuk.
Pak Samad dan aku tersenyum karena melihat Andre Meringis malu ketahuan bohong didepan pak Samad.
" Monggo diminum, dimakan anggurnya ! "
Tanpa babibu Septi menyambar buah anggur.
" Iya pak kedatangan kita kesini..." belum sempat Andre selesai ngomong.
" Bapak sudah tahu kenapa kalian kesini, khususnya untuk nak Dinda " pak Samad melihat ke arahku.