" tapi masalnya hal aneh apa yang membuat mereka sekarang berani meneror padahal dulu tidak " aku masih kepikiran omongan pak Samad yang berkata dulu para makhluk halus tidak sesering sekarang menampakkan diri.
" entahlah Din aku juga nggak tahu,lebih baik kita perbanyak doa dan ibadah ! "
Kami pun sampai di parkiran.
Saat Andre dan Septi pergi mengambil sepeda motor tiba-tiba aku merinding saat sampai di parkiran.
" Dinda...." samar- samar aku mendengar suara wanita dari kejauhan.
Merinding sekan ada yang mengawasi dari jauh bulu kudukku berdiri dan benar saja dipojok parkiran tepat di bawah lampu yang remang berdiri wanita dengan baju putih bersimbah darah dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya, tawanya cekikikan menambah suasana mencekam. Aku tercekat dan tidak bisa bergerak.
" Tiiin " suara klakson keras membuyarkan lamunanku.
" Din Lo kenapa sih !!!, dipanggil Septi tuh dari tadi malah ngelamun cekikikan lagi !? "
" eh iya maaf "aku segera jalan ke arah Septi yang sepeda motornya menyala dari tadi dengan sedikit terhuyung kepalaku pusing sekali.
" Din jadi nebeng pulang nggak ? Lo nggak apa-apa muka Lo pucat banget ! "
Septi turun dari sepedanya memegang pundak dan menyentuh dahiku untuk mengecek suhu.