Fakta diatas semakin merosot lagi setelah kita masuk sekolah. Begitu udahmasuk sekolah kesalahan selanjutnya udahmenanti diruangan kelas.
Kita akan berjuang mati-matian belajar “hanya” kalau gurunya “pembunuh”dan “raja pelit” kasih nilai. Tapikalau “ga”,kita akan santai aja bro.Hidup kayak dipantai, santai.
Pelajaran olahraga yang cuma sekali 1 minggu dan jam istirahat yang cuma 15 menit. Justru adalah waktu yang paling berkesan selama sekolah. Karena saat jam itulah kita bisa bebas bermain. Kita bisa menikmati setiap detik dan menitnya.
Sayangnya rasa menyenangkan itu gabisa didapatkan saat belajar. Tekanan agar dapat nilai bagus dan gatinggal kelas yang mendorong kita untuk belajar. Yah, selain rasa malu biar gajadi anak yang “dianggap” terbodoh dikelas.
Pernah salah dan dihukum didepan banyak orang?
Pernah dibuat malu sama guru didepan banyak orang?
Apakah itu membuat kita belajar atau malah benci sama gurunya?
Simpan aja jawaban masing-masing.
Kalau aja ada satu jawaban “ya” atas pertanyaan diatas. Maka kita adalah temen. Kita korban regenerasi pendidikan yang salah.
Konsep salah disalahkan dan dipermalukan itu bersyukurnya mulai berkurang diperkotaan. Karena dengan mudahnya pada siswa akan diliput sama media.