"Dih, pede banget lo. Lo kali, yang suka sama dia."Sahut Nadsha.
"Aelah, baru digituin. Kalo diajak pacaran gimana? mung-"Belum selesai Zaza berbicara, Amara sudah lebih dulu menyahut.
"Aamiin..."Ujar Amara yang kemudian disertai gelak tawa teman-temannya. Ratu caper sekolah itu memang kepedean plus kege-eran. Sementara itu di meja sebelah, terlihat gerombolan laki-laki yang  sedang mendiskusikan sesuatu.
"Dan, menurut lo siapa yang bakal jadi peringkat paralel pertama TO nanti?"Tanya Rakha pada Aidan yang tampak tidak peduli.
"Derren."Jawabnya singkat.
"Lo kok nggak optimis gitu sih Dan?"Timpal Bagas. Ia berusaha menyemangati sahabatnya itu.
"Bukannya gue gak optimis. Gue cuma bilang kenyataan."Sahut Aidan. "Derren udah jadi juara kelas tiga tahun berturut-turut. Mau sepemalas pun dia, IQ-nya ga sebanding sama kita."Tambah Aidan. Pernyataannya itu mampu membuat para sahabatnya bungkam.
Di kelas, Aksana sibuk membaca-baca materi simulasi Try Out. Saking fokusnya Aksana, Ia tidak sadar bahwa ada lelaki yang memperhatikannya sejak tadi. Sepertinya tertarik.Â
***
Kamis, 08 November 2022. Hari dimana Try Out PRA UN berlangsung. Masing-masing murid memasuki ruang kelas sesuai dengan nama yang tertera di jendela kelas. Satu kelas berjumlah 25 orang. Aksana berlari kecil begitu bel masuk telah berbunyi. Ia mencari namanya di kelas-kelas. Ternyata Aksana sekelas dengan Derren dan Aidan, dan Derren adalah absen terakhir. Otomatis ia juga sekelas dengan Amara. Aksana buru-buru mencari tempat duduk. Entah perasaan apa yang menyelimuti Aksana saat mengetahui bangkunya persis di depan Derren. Ia meletakkan tas dan langsung duduk di bangkunya. Tak lama Pak Khairul datang dengan setumpuk soal dan LJK. Pak Khairul membagikan soal dan LJK pada meja paling depan. Kemudian yang duduk di meja paling depan mengopornya kebelakang. Aksana semakin gugup. Kenapa ia harus mengopor soal dan LJK itu pada yang di belakang? Huh! Rumitnya!.Lamunan Aksana buyar ketika orang yang dia pikirkan itu justru berdeham tiga kali. Ia menyadari ternyata soal dan LJK anak itu belum ia berikan. Saat Aksana mengopornya, Derren justru menahan kertas itu kemudian berkataÂ
"Lain kali jangan kelamaan, kasian yang nunggu."Ucap Derren kemudian melepaskan tangannya dari LJK itu. Amara yang menyaksikan kejadian itu langsung cemberut. Aksana semakin gugup dibuatnya. Berulang kali ia harus mengusir gugup itu. Pandangannya kini tertuju pada lembaran soal dan LJK miliknya. Ia mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Berbeda dengan Derren yang mengerjakannya sat set sat set. Kemudian ia lanjut tidur.Â