Mohon tunggu...
Kania Nadya Ulya
Kania Nadya Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Real Winner

25 Desember 2023   14:10 Diperbarui: 26 Desember 2023   12:19 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke hadirin, hari ini saya akan menceritakan sebuah kisah nyata. Dan saya berharap kisah ini dapat menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi kita semua."Ucap Aksana memberi sedikit opening. Ia berhenti untuk mengambil napas sejenak.

"Ada seorang anak yang memiliki IQ standar atau disebut juga average, IQ rata-rata. Kalau dikoordinasikan dengan angka, IQ-nya hanya 96 saja hadirin. Hanya 96!"Seru Aksana antusias. Sementara orangtua Aksana menangis, terharu mendengar ucapan putrinya.

"Tapi, dari SD sampai SMP anak ini selalu masuk tiga besar. Walaupun gak satu. Gak cuma itu aja. Di SD, anak ini pernah ikut Olimpiade Matematika tingkat provinsi dan dapet juara 1. Di SMP dia pernah Juara 1 KSM IPA tingkat Nasinal, dan Juara 1 Public Speaking tingkat Nasional. Padahal IQ-nya tadi cuma 96. Kenapa sih?Anak ini bisa dapat ranking satu sama juara olimpiade?Itu semua karena kemauan yang kuat dalam dirinya. Kemauan yang kuat untuk menang. Kemauan yang kuat untuk memperbaiki kondisi keluaraganya. Dan karena kemauan itulah, kendala finansial sama sekali ga ngaruh bagi dia. Terus si anak lanjut sekolah di SMA favorit. Tapi di SMA dia selalu juara tiga. "Ucap Aksana kemudian mengambil jeda lagi sedikit.

"Ada juga seorang anak yang bisa dibilang jenius. Punya IQ diatas rata-rata, dan IQ-nya adalah 135. Juara satu terus, bahkan sampai tingkat SLTA. Tapi ga pernah ikut lomba maupun olimpiade. Jarang baca buku, lebih suka ngegame atau tidur. Mungkin inilah keajaiban anak yang punya IQ diatas rata-rata. Tapi apa?Posisi anak ini berhasil direbut sama temannya waktu Ujian Nasional. Alhasil anak ini ga juara satu lagi. Padahal teman yang ngerebut posisinya tadi, ga pernah juara satu sekalipun. Anak inilah pemenang sebenarnya."Aksana berhenti, menunggu tepuk tangan itu selesai. Walaupun Aksana tidak pernah menyebutkan nama Derren dalam pidatonya, tetapi Derren merasa kata-kata Aksana itu ditujukan padanya.

"Dari dua kisah anak tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa  Orang yang jenius bukanlah orang yang memiliki IQ tinggi. Tapi orang jenius adalah orang yang seimbang antara IQ,EQ dan SQ-nya. Karena hidup ini tidak hanya mengandalkan logika, tapi juga perasaan."Ucap Aksana. Jujur, Derren merasa tertampar sekaligus kagum dengan kata-kata Aksana. 

"Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki. Banyak maaf, Terima kasih atas perhatiannya."Kata Aksana mengakhiri. Sontak suara tepuk tangan menggelegar ke seluruh aula. Ia buru-buru keluar ruangan karena tidak tahan dengan gugup. Rasanya  ia ingin menenangkan dirinya di suatu tempat. Aksana mendudukkan diri di bangku panjang dekat lampu taman. Ia memandangi bunga-bunga di sekitar taman. Aksana tidak menyadari ada seseorang yang kini telah duduk di sampingnya.

"Cantik,"Ucap laki-laki itu. Aksana menoleh, pipinya memerah.

"M..Makasih,"Sahut Aksana.

"Bukan lo, tapi bunganya."Kata laki-laki itu yang membuat pipi Aksana semakin merah layaknya kepiting rebus."Ge-er amat"Ledek Derren.

"Iyaa tauu. Kan bunga tulip emang cantik"Jawab Aksana sedikit kesal. Ia mengalihkan pandangannya dari Derren. Tak berani menatap laki-laki itu.

"Hahaha, Oke. Lo juga cantik."Sahut Derren sembari tertawa kecil. Kali ini pipi Aksana merah merona karena tersipu, bukan merah kepiting karena kesal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun