Selain untuk meluruskan paham atau ideologi radikal yang diduga berkembang di kalangan mahasiswi bercadar, kebijakan pendataan ini diambil kampus untuk mempermudah administrasi kampus. Termasuk administrasi saat kampus menyelenggarakan ujian.
"Siapa yang bisa menjamin waktu ujian itu benar dia orangnya, bisa saja kan bisa orang lain. Saat pertama kali masuk kampus dulu setiap mahasiswa juga sudah menyatakan sanggup mematuhi aturan yang ada di kampus," jabarnya.
Bukan tanpa alasan. Tapi menurut penulis, kekhawatiran tersebut perlu dipahami dengan bijak. Selain karena memang untuk identifikasi secara jelas wajah mahasiswinya saat proses belajar mengajar termasuk saat ujian, kita semua perlu menolak lupa pada kejadian lain di mana seorang teroris menyalahgunakan fungsi cadar untuk menutupi penyamarannya.
Silakan baca link berikut ini.
Okey, kekhawatiran penyalahgunaan fungsi cadar yang dilakukan oleh teroris atau digunakan untuk joki ujian mungkin prematur. Tapi sebagai salah satu alasan tindakan preventif, maka menurut penulis hal itu menjadi sangat masuk akal.
Sebelum terjadi, pihak UIN Kalijaga mencoba mencegahnya. Â Enggak lucu kan kalo bermunculan joki-joki ujian bercadar. Atau ada teroris nyamar pake cadar ke dalam kampus, lalu ngajarin mahasiswinya dengan paham-paham radikal apalagi untuk ngerakit bom. Nanti kalo kejadian, disalah-salahin pula tuh kampus oleh orang tua si mahasiswi. UIN Sunan Kalijaga melakukan preventif ini sebelum hal semacam itu terjadi.
Okay, semua tulisan di atas tentang "alasan". Segera lupakan dan enggak usah dipikirkan. Mending mikirin mantanmu  yang sekarang udah punya gebetan. Setidaknya itu bisa menjadi koreksian, kenapa saat ini dirimu masih aja jomblo dan sendirian. Iya, kan? Fix.
Sekarang kita ketahui bagaimana cara pihak UIN Sunan Kalijaga melakukan tindakan preventifnya. Tanya "bagaimana", "how", "pripun", "kepriben", "kumaha" caranya?
Tentu saja UIN Sunan Kalijaga tidak serta merta melarang dan memerintah mahasiswinya yang bercadar itu untuk segera melepaskan cadarnya. Enggaklah. Semua dilakukan bertahap. Seperti pernyataan yang disampaikan rektornya.
Kutip :