"Masak mau makan? Memangnya kamu berdoa untuk cacing-cacing yang akan menyantap jasad bapakmu? Ganti yang lainnya."
"Doa mau masuk WC bu?"
"Ehm ... ya boleh boleh ....."
Budi sudah bersiap-siap .....
"Eh Nanti Bud, perasaan Ibu juga tidak enak. Ya memang bapakmu itu, semasa hidupnya, baunya seperti WC yang sudah penuh. Masak mendoakan pakai doa itu juga?"
Hingga langit gelap, kelelawar mulai keluar dari sarangnya, terbang dan menari indah di angkasa. Suara panggilan Shalat, sahut-menyahut, dari utara, barat dan selatan. Suasa pekuburan itu menjadi sepi.
"Bu, Aku takut. Ayo kita pulang saja Bu. Budi nanti juga masih harus mengerjakan PR matematika." Budi merengek kepada Ibunya.
"Tapi, kita kan belum berdoa untuk bapakmu Bud."
Tiba-tiba, dari arah pojok pekuburan, di balik pohon besar yang sudah berusia ratusan tahun, muncul penampakan serba putih.
"Bu ... Lihat bu, di balik pohon itu Bu."
"Ada apa Bud?"