Deretan tanya macam itulah yang hendak ia pecahkan sembari menunggu waktu untuk menyudahi kenikmatan ketiga orang pemuda tadi.
Tak terasa setahun telah berlalu, sementara jin sendiri semakin bertambah bingung dengan ragam perilaku manusia.
Daripada kepalanya akan pecah sebab memikirkan tingkah mereka, jin pun memutuskan untuk mendahulukan kontraknya dengan ketiga pemuda itu.
Untuk yang pertama, ia mulai dari Gendon dan para kuntilanak cantik yang mengelilinginya.
Begitu jin itu mendapatinya, ia menjadi pangling (tidak kenal) dengan penampilannya. Sebab tampilan Gendon kini seperti orang yang berperawakan kurus kering yang sekadar untuk mengayunkan kaki pun takmampu.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya si jin dengan penuh rasa heran ketika mendapati Gendon yang tengah berjalan menghampirinya dengan cara merangkak.
"Gara-gara ulahmu, aku jadi lumpuh seperti ini. Tolong kembalikan kondisiku seperti semula!" jawabnya.
"Loh, kok aku yang kamu salahin?" jin bertambah bingung.
"Iya. Gara-gara kausodori aku 100 wanita cantik dan makanan yang lezat-lezat, aku jadi takkuasa untuk tak menghampiri mereka setiap hari. Hingga beginilah jadinya keadaanku sekarang."
"Hahaha. Hihihi. Salah sendiri kauminta wanita terlalu banyak. Rasakanlah sekarang akibatnya. Maaf, kawan. Takbisa kupenuhi permintaanmu itu. Sebab aku telah memberikannya setahun lalu." jawab si jin dengan ringan.
"Dulu kau sudah kuperingatkan, mikir dulu sebelum meminta. Sekarang rasakanlah sendiri akibatnya. Hahaha. Hihihi." lanjut jin itu seenaknya sambil berlalu meninggalkan Gendon yang berusaha mati-matian mengejar dirinya dengan kesotan.