Mohon tunggu...
Kamilatun Khoiriyah
Kamilatun Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip-Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar

17 Maret 2024   12:42 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:49 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sikap peserta didik terhadap pembelajaran bisa dipengaruhi oleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan terhadap kinerja pendidik, materi pelajaran, atau situasi lingkungan mereka. Untuk mencegah timbulnya sikap negatif terhadap pembelajaran, seorang pendidik perlu berupaya menjadi profesional dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka. Dengan memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, seorang pendidik akan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada peseta didiknya, mengembangkan kepribadian yang empatik, sabar, dan tulus, serta menyajikan materi pelajaran dengan cara yang menarik sehingga siswa merasa tertarik dan tidak merasa bosan. Pendidik juga perlu meyakinkan peserta didik bahwa materi pelajaran yang dipelajari memiliki manfaat bagi mereka.

-Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kecenderungan atau bakat bawaan. Bakat pada umumnya mengacu pada potensi individu untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Dalam konteks pembelajaran, bakat dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang perlu dipelajari oleh seorang siswa. Oleh karena itu bakat menjadi faktor penting dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat yang dimiliki seseorang sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya, maka hal ini akan menunjang proses belajarnya dan memperbesar peluang keberhasilannya.

Pada prinsipnya, setiap orang memiliki kecenderungan atau kapasitas untuk mencapai prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuannya sendiri. Dalam situasi ini, bakat juga diartikan sebagai kemampuan alami yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus tanpa perlu bergantung pada pengajaran atau pelatihan eksternal tambahan. Top of FormOrang dengan bakat tertentu cenderung lebih mudah menyerap informasi terkait bidang bakatnya, meskipun mereka belajar bahasa selain bahasa ibu mereka.

Karena proses pembelajaran dipengaruhi oleh potensi unik yang dimiliki oleh setiap individu, maka penting bagi pendidik, orang tua, dan guru untuk mengidentifikasi serta memahami bakat anak atau siswa mereka. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan dukungan, membantu dalam mengembangkan bakat yang dimiliki, dan menghindari memaksa anak untuk memilih jurusan atau bidang yang tidak sesuai dengan bakat mereka.

  • Konsentrasi Belajar

Fokus dalam pembelajaran adalah kemampuan untuk menyatukan perhatian pada materi pelajaran serta cara memperolehnya. Untuk meningkatkan konsentrasi dalam pembelajaran, guru harus memanfaatkan berbagai strategi pengajaran dan memperhatikan waktu belajar serta jeda istirahat.

  • Rasa Percaya Diri

Keyakinan dalam kemampuan pribadi muncul dari motivasi untuk bertindak dan mencapai kesuksesan. Dalam konteks perkembangan, keyakinan tersebut bisa berkembang karena persepsi terhadap lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran, pencapaian adalah salah satu cara untuk menunjukkan kemampuan yang diakui oleh guru dan rekan sebaya. Semakin sering Anda berhasil menyelesaikan tugas, semakin banyak penghargaan yang Anda terima dari orang lain, yang pada gilirannya memperkuat keyakinan diri Anda. Di sisi lain, kegagalan yang berulang dapat menurunkan kepercayaan diri. Jika rasa percaya diri rendah, kemungkinan besar siswa akan takut untuk belajar. Ketakutan untuk belajar juga bisa dikaitkan dengan ketakutan akan kegagalan. Oleh karena itu, guru harus terus mendorong keberanian siswa, memberikan dukungan yang beragam, serta memberikan pengakuan dan kepercayaan kepada siswa.

  • Belajar

Dalam aktivitas sehari-hari, sering kali ditemui kebiasaan belajar yang kurang baik, seperti belajar pada akhir semester, kurangnya pola belajar yang teratur, melewatkan kesempatan belajar, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Fenomena ini muncul karena kurangnya kesadaran akan pentingnya proses belajar bagi siswa.

  • Cita-Cita

Secara umum, hampir setiap anak atau individu memiliki aspirasi atau tujuan dalam hidup mereka. Tujuan ini seringkali menjadi sumber motivasi yang berasal dari dalam diri. Namun, terkadang, belum ada contoh teladan yang jelas bagi siswa. Dampaknya, perilaku siswa cenderung mengikuti arus tanpa memiliki panduan yang kuat.

Pendidikan tentang pentingnya cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu dimulai sejak usia dini. Mulai dari sekolah dasar, penanaman gagasan memiliki cita-cita harus diberikan perhatian yang serius. Ketika mencapai tingkat sekolah menengah, pendidikan mengenai memiliki dan mencapai cita-cita menjadi lebih terarah. Cita-cita merupakan bentuk dari eksplorasi dan pembebasan diri siswa. Disarankan bahwa pendidikan untuk memiliki dan mencapai cita-cita sebaiknya dimulai dengan mengaitkannya dengan kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang mudah hingga yang lebih sulit. Dengan cara ini, diharapkan siswa akan lebih berani mengeksplorasi potensi mereka sesuai dengan kapasitasnya sendiri.

2). Faktor-Faktor eksogen/Eksternal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun