Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
- Mengetahui dan memahami apa paengertian stress kerja.
- Mengetahui apa saja faktor yang dapat menyebabkan stress kerja.
- Dapat mengimplementasikan cara mengelola stress di lingkungan kerja.
D. Manfaat Penulisan
      Diharapkan supaya mahasiswa/i atau perusahaan yang berkepentingan mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan penyebab stres kerja, serta mampu membuat strategi manajemen stres kerja dan cara mengatasinya.
     BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres Kerja dan Penyebab Stres Kerja
      Ada banyak ahli yang memberikan pengertian terkat stress kerja, berikut adalah beberapa pengertian yang siberikan para ahli. Menurut Lazarus dan Folkman (1984), stres adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya, di mana individu merasa tidak mampu memenuhi tuntutan lingkungan tersebut[8]. Dalam konteks pekerjaan, stres kerja dapat muncul ketika seorang pekerja dihadapkan pada beban tugas yang berlebihan, kurangnya kontrol atas pekerjaan, atau kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja dan atasan.
Â
      Robbins dan Judge (2013) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi di mana individu merasa tertekan atau terbebani secara emosional dan mental akibat adanya ketidakcocokan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikannya[9]. Pekerjaan yang memicu stres tidak hanya terbatas pada beban kerja yang berat, tetapi juga bisa berasal dari kondisi fisik tempat kerja yang tidak nyaman, hubungan interpersonal yang buruk, serta konflik peran yang tidak terselesaikan[10]. Stres yang berkepanjangan di tempat kerja dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental individu, seperti kelelahan, kecemasan, depresi, dan bahkan gangguan kardiovaskular.
Â
      Stres di tempat kerja juga terkait erat dengan perasaan individu terhadap kendali yang dimilikinya atas pekerjaan. Teori Demand-Control (Karasek, 1979) menyatakan bahwa stres kerja terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan (demand) dan kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengatur cara kerjanya (control)[11]. Ketika tuntutan pekerjaan tinggi, tetapi individu memiliki sedikit kendali atas bagaimana atau kapan pekerjaan harus diselesaikan, stres cenderung meningkat. Sebaliknya, jika seseorang memiliki kendali yang cukup atas pekerjaannya, stres cenderung lebih mudah dikelola meskipun tuntutan pekerjaan tinggi.
Â
      Selain itu, stres kerja sering kali diperburuk oleh ketidakpastian peran atau adanya konflik peran di tempat kerja. Ketika karyawan tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab mereka atau mengalami konflik antara peran yang berbeda, hal ini dapat meningkatkan ketegangan dan kebingungan, yang pada akhirnya menyebabkan stres. Faktor-faktor lain, seperti kurangnya dukungan sosial, penghargaan yang tidak memadai, serta kondisi fisik dan psikologis yang tidak mendukung di tempat kerja, juga merupakan pemicu stres yang signifikan.