Mohon tunggu...
Kamaludin
Kamaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

tidak tertarik ini itu. i wanna be myself and walk with my freedom as a man.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stres Kerja

5 November 2024   06:37 Diperbarui: 5 November 2024   07:04 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Stres kerja merupakan salah satu masalah yang semakin sering ditemui di berbagai sektor industri dan organisasi modern[1]. Tekanan yang terus meningkat akibat tuntutan pekerjaan, target yang tinggi, serta perubahan yang cepat dalam lingkungan kerja sering kali membuat individu mengalami ketegangan yang berlebihan. Stres di tempat kerja terjadi ketika pekerja merasa bahwa tuntutan pekerjaan mereka melebihi kemampuan atau sumber daya yang mereka miliki untuk menghadapinya. Meskipun beberapa tingkat stres mungkin dapat mendorong individu untuk bekerja lebih keras atau lebih kreatif, stres yang berlebihan dalam jangka panjang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental, dan kinerja seseorang. Organisasi dan perusahaan pun semakin menyadari bahwa stres kerja yang tidak dikelola dengan baik bisa berkontribusi pada penurunan produktivitas, peningkatan absensi, dan turnover karyawan yang tinggi[2].

            Perubahan dunia kerja yang dipengaruhi oleh globalisasi, perkembangan teknologi, dan persaingan yang ketat juga memperburuk situasi. Di era digital saat ini, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin kabur, dengan banyak karyawan yang merasa harus terus terhubung dan responsif terhadap tuntutan pekerjaan, bahkan di luar jam kerja. Hal ini mengakibatkan fenomena "burnout" atau kelelahan kerja yang banyak dialami oleh pekerja di berbagai industri[3]. World Health Organization (WHO) bahkan mengakui "burnout" sebagai fenomena pekerjaan yang berhubungan dengan stres kronis yang tidak dikelola dengan baik[4]. Situasi ini memicu kebutuhan mendesak untuk menerapkan strategi manajemen stres kerja yang lebih baik di tempat kerja.

            Faktor-faktor penyebab stres kerja bisa sangat beragam, mulai dari beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja yang tidak mendukung, hubungan interpersonal yang buruk, hingga kurangnya kontrol terhadap pekerjaan yang dilakukan[5]. Beban kerja yang berlebihan, misalnya, dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental, sedangkan hubungan yang kurang harmonis dengan atasan atau rekan kerja bisa meningkatkan konflik dan ketidaknyamanan di tempat kerja[6]. Tidak hanya itu, peran yang tidak jelas atau adanya konflik peran juga dapat membuat karyawan merasa bingung dan tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka, yang pada akhirnya memicu stres[7]. Ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan ini dapat menurunkan motivasi dan kinerja, serta memperburuk kesehatan fisik dan mental.

            Dampak negatif stres kerja tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh organisasi secara keseluruhan. Pekerja yang mengalami stres cenderung menunjukkan penurunan dalam produktivitas dan kualitas kerja, serta lebih sering absen dari pekerjaan karena penyakit atau masalah kesehatan terkait stres. Selain itu, tingginya tingkat stres dalam organisasi sering kali mengarah pada pergantian karyawan yang tinggi, yang tentu saja merugikan perusahaan karena biaya perekrutan dan pelatihan karyawan baru cukup besar. Oleh karena itu, manajemen stres yang efektif menjadi sangat penting untuk memastikan kesejahteraan karyawan sekaligus menjaga keberlangsungan dan produktivitas organisasi.

            Menyadari pentingnya manajemen stres di tempat kerja, banyak organisasi mulai menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini. Pendekatan-pendekatan seperti peningkatan kesejahteraan mental melalui program dukungan kesehatan, pelatihan manajemen stres, serta perbaikan dalam desain pekerjaan telah terbukti mampu mengurangi tingkat stres karyawan. Selain itu, menciptakan budaya kerja yang mendukung, di mana komunikasi terbuka dan dukungan sosial menjadi bagian integral dari lingkungan kerja, juga bisa menjadi solusi untuk mencegah stres. Manajemen stres kerja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan kewajiban organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

            Melihat masalah stres yang kerap terjadi serta bagaimana provlem solving yang baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita senantiasa dapat mengetahui bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama di dalam lingkungan kerja. Secara lebih jelas mengenai stres dan stres kerja akan kami bahas pada berikutnya.

B. Rumusan Masalah

                Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

  • Apa yang dimaksud dengan stres kerja?
  • Faktor apa saja yang menyebabkan stres kerja?
  • Bagaimana cara efektif untuk mengelola stres di lingkungan kerja?

C. Tujuan Penulisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun