Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Testimoni Faktual Pelanggan Si-Listrik Pintar PLN

16 April 2016   19:37 Diperbarui: 4 April 2017   17:16 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk keperluan tersebut, ada baiknya PLN melakukan sosialisasi berkelanjutan dengan berbagai media yang disesuaikan dengan sosiokultur masyarakat setempat dengan bersinergi lintas sektoral dengan berbagai pihak yang mempunyai visi sama untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat Indonesia. Satu lagi, jangan lupa untuk tetap membuat semacam brosur atau buku saku pintar tentang si listrik pintar sedetail mungkin untuk dibagikan kepada seluruh masyarakat karena keberadaan brosur/buku saku ini merupakan instrument paling efektif untuk menjembatani eksistensi ruang dan waktu semua segmen masyarakat dengan berbagai program PLN kapan saja dan dimana saja. Coba bandingkan dengan instrument aplikasi lain yang berbasis internet, radio atau televisi semuanya mempunyai ruang dan waktu yang masih terbatas.

Enam, Strategi Promosi dan Pengembangan yang produktif bagi Si Listrik Pintar


Saya heran sekaligus bingung dengan munculnya berbagai berita miring tentang penolakan masyarakat terkait si Listrik Pintar dengan berbagai macam alasan di berbagai daerah di Indonesia. Dikabarkan adanya pemaksaan migrasi listrik pasca bayar ke prabayar, penggantian meter diam-diam oleh oknum PLN, tindakan represif dengan memanfaatkan aparat untuk menakut-nakuti masyarakat agar mau bermigrasi ke listrik pintar, kecurangan penjual pulsa listrik dengan menambah harga jual dari harga normal yang memang tidak pernah ada kontrol dari PLN, pelanggan yang merasa dijebak PLN agar mau bermigrasi ke listrik prabayar dan lain-lainnya. Benar tidaknya berita yang terlanjur memasyarakat ini, sayangnya tidak mendapatkan tanggapan serius dari PLN yang terkesan cuek bebek. PLN seperti tidak berusaha untuk memberikan klarifikasi terkait berita-berita miring tersebut. Atau jangan-jangan semuanya benar? Lantas untuk apa itu semua? Bukankah semuanya merupakan tindakan kontraproduktif yang justeru akan meneggelamkan pamor kepintaran si listrik pintar!? 

Mungkin belajar dari filosofi intan bisa sedikit membantu memberi pencerahan, yang namanya intan dikubur dalam lumpur dan kotoran sekalipun, intan tetaplah intan dan kilaunya tetap akan mempesona siapapun setelah di cuci bersih. Analoginnya, inovasi produk listrik pintar PLN mau di beri label apapun selama memang lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih efisien sehingga memberi kemanfaatan lebih kepada masyarakat, bila dipadu dengan strategi tepat tentu pasti akan terlihat pamor kepintarannya.

Jadi menurut saya akan lebih bijak bila proses pengembangan dan pemasyarakatan si listrik pintar dilakukan dengan langkah-langkah bijak dan cerdas, dengan mengedepankan upaya persuasif dan pendekatan budaya yang humanis langsung kepada masyarakat. Sudah bukan jamannya lagi menggunakan cara-cara  represif dan intimidasi yang justeru akan membuat masyarakat semakin antipati, ketika mereka justeru belum memahami esensi sebenarnya dari kepintaran si listrik pintar. Saya yakin manfaat lebih Listirik Pintar PLN suatu saat nanti akan dicari orang!

Dari Banjarmasin,  berpikir pintar untuk si-listrik Pintar! .... Semoga bermanfaat!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun