Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 5

25 Oktober 2010   16:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat tinggal, Tomodachi-san”

Aku telah membunuhmu...

Pertengahan Musim Semi, 1842

“Ayo hide, kejar aku”

“Tunggu saja Tuan Yoshi, kuda hamba akan segera mengejar kudamu”

“Hahahaha… mana bisa, kudaku adalah kuda tercepat diseluruh wilayah ini, tentunya setelah kuda milik ayahku”

“Belum tentu, Tuan Yoshi, Walaupun kuda hamba tak secepat kuda milik Tuan Yoshi, tapi hamba bisa mengendarai kuda secepat angin”

“Hahahahaa… baiklah Hide, rasanya perlu aku beristirahat sejenak, dibukit itu kita beristirahat, Hide!”

Di padang rumput ini kami biasa bermain bebas, tanpa ada pengawalan yang ketat atau bungkuk hormat dan aturan kaku di lingkungan kastil. Seperti biasanya aku ditemani Hide, sahabatku sekaligus teman bermain dan berlatihku. Sebagai pewaris Seorang Daimyo di wilayah ini, tentulah saat-saat ini yang membuatku merasa nyaman… bebas…

"Apa yang kau lihat ketika memandang ke hamparan luas itu, hide?"

"Hamba melihat kedamaian, kebebasan... maaf Tuan Yoshi, hamba berbicara terlalu jauh"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun