Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian Seorang Geisha (Antara Cinta, Kehormatan dan Kesetiaan Seorang Samurai) - Bag. 5

25 Oktober 2010   16:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kami menunggu perintah, Tuanku”

“Siapkan prosesi pemakaman dengan penghormatan terbesar padanya, beri kabar kepada kepala biara untuk memimpin prosesi, dan umumkan kepada seluruh wilayah negeri, hari ini sampai dengan sekembalinya diriku dari Edo, kujadikan sebagai masa berkabung atas kehilangan Kepala Pengawal sekaligus seorang Samurai terbaik yang pernah kumiliki!”

“Baik, Tuanku”

“Dimana tanto miliknya?”

“Sedang dibersihkan dan dibungkus kain hitam bersama katana dan Wakizashi [20] miliknya untuk persiapan prosesi pemakaman, Tuanku”

“Untuk Katana dan Wakizashi miliknya lanjutkanlah seperti biasa, namun tanto itu, bawa segera kepadaku!”

“Segera kami lakukan, Tuanku”

****

Kini tinggal aku sendiri di ruangan itu. Menyisakan kesedihan mendalam atas kehilangan sahabatku

“Selamat tinggal, Hideyori-san”

“Selamat tinggal, Sahabat”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun