Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis (Bagian Tiga Belas)

15 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat kiat senior saya kembali ke Yogyakarta sebelum malam.  Malam ini harusnya bertemu Gendis, tetapi saya minta besok menemani saya ke Taman Sari.  Saya ingin tahu kelanjutan cerita dia tentang perempuan bernama Widy itu.  

Nama itu sebetulnya mengingatkan saya juga pada kenalan di media sosial bernama sama, seorang mahasiswi Perencanaan Kepariwisataan ITB.  Karakter suka berpetualang agak mirip.

Di lobi hotel saya bertemu Isnaini, seorang  staf NGO di Semarang. Dia menanggapi keluhanku mengapa Trans Yogya tidak memuaskan seperti Jakarta.

"Jalan di Yogya kecil, Semarang hanya punya tiga koridor,  busnya besar malah buat macet," katanya. "Memangnya Mas Irvan suka sama Yogya?"

"Bandung sebetulnya, kota kreatif. Yogyakarta juga kreatif banyak orang terdidik, populasi para pelajar besar," kata saya.

"Sayang Semarang tidak terlalu menonjol kreatvitasnya, pelajarnya tidak sebanyak Bandung dan Yogyakarta. Semarang itu seperti kata orang tua," ujar Isnaini.

"Nggak juga, Semarang itu punya kota tua yang cukup terpelihara.  Bahkan Jakarta di bawahnya. Kalau Bandung bangunan tuanya bisa dibuat ensiklopedia arsitektur, tetapi berserakan di antara bangunan-bangunan baru, kecuali Braga dan Alun-alun.  Yang paling bisa bertahan karena jadi rumah atau dimanfaatkan untuk FO, selain yang dikelola Pemkot."

"Kalau Yogya banyak terpusat di Malioboro, bagian kota yang paling tertua dan berpusat di Kraton."

Kami kemudian pindah mengobrol di gang sambil minum Ronde jahe. Ada dua bule Prancis, 20 tahunan. Ada Jennifer lulusan universitas, pegawai swasta di Guyana, Prancis dan Celline dari Mersailles. 

Celline sudah kedua kalinya ke Yogyakarta.  Bagi dia Yogyakarta kota eksotis, naik andong ke mana-mana.

Kami bercakap-cakap bahasa Prancis-Indonesia. Dia bertanya pada tukang ronde jahe apa komposisi minumannya. Aku menterjemahkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun