Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis (Bagian Tiga Belas)

15 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau Imlek juga ramai, saya pernah menyaksikan Orkes Keroncong Candra  Kirana tahun lalu. Tapi aku lebih suka kalau ada pertunjukkan wayang golek, " kata ayah Ayah Widy.

Sepupu Widy juga hadir dengan ayah dan ibu mereka.  Dua keluarga besar saling berkenalan. Ada lebih dari seratus orang berkumpul.

"Tempat ini bagus dan tenang. Tetapi saya khawatir apa bisa selamanya, kalau Bandung berkembang pesat, apa Situ Aksan bisa bertahan? Nggak bayangkan kalau penduduk kota dua kali lipat sekarang!" ujar Syafri.

"Iya, sih dengar-dengar Bandung diusulkan menjadi ibu kota?" celetuk seorang sepupu Widy, namanya Fajar Purnama, usianya seusia Syafri, pemilik sebuah pabrik taucho di Cianjur.   Dia datang bersama istri dan dua orang anaknya yang masih kecil.

"Wali Kota Enoch pernah menyinggung hal itu,  tetapi secara politik tampaknya kurang didukung. Ideal sih, dekat dengan Jakarta. Ibaratnya Washington DC itu Bandung dan New York itu Jakarta," tutur Syafri.

"Bagaimana kerja di pertanian?  Lebih nyaman daripada jadi jurnalis?" sela Azrul.

"Lumayan. Dari segi penghasilan iya,  Kami panen puasa lalu. Nanti mau mengembangkan lagi Bandung Selatan.  Mudah-mudahan tidak ada gerombolan lagi.  Tetapi aku dan Widy punya rencana punya penginapan dengan kebun sayur, di mana wisatawan bisa petik stroberi atau kangkung segar dan langsung memasak," ucap Syafri.

"Waah, dia juga mempengaruhi Norma untuk buka usaha serupa di Brastagi," kata Azrul.

 Sekitar sejam kemudian datang geng "Bandung Memang hebat",  Angga, Utari, Hein, Rinitje, Yoga, Paramitha.  Mereka memang juga diundang. Keluarga Widy dan Syafri sudah mengenal mereka.

"Widy masih di danau?" tanya Utari.

"Gampang itu, mereka pasti kembali cepat, kalau kita mainkan lagu rock n'roll," kata Angga tertawa renyah. "Kau bawa grampohonenya kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun