"Iya, kami juga berteman. Â Dia juga janda?"
Itu baru surprise. Gendis tidak pernah cerita.Â
"Hanya saja aku tidak punya anak. Suami aku melakukan KDRT, Mas?" Tapi dia tampaknya sudah move on. Â Namun aku nggak enak mengorek lebih jauh.
"Jadi bayangkan kalau pemandian ini untuk putri-putri dan Mas Pangerannya, kami adalah para selir, bagaimana?" tanya Ayu meledek.
"Aku mau cuma satu orang. Gemini itu banyak suka banyak cewek, tetapi sekali terpikat satu orang ya...sudah move on-nya," jawab aku.
"Jadi belum terpikat nih?" ledek "R"
Kami berkeliling di taman pemandian yang cukup luas itu.  Aku wawancara berapa pengunjung beberapa saat. Di antaranya Zali, mahasiwa Sasra Arab UGM. Dia punya rencana mau mendaki Gunung Slamet. Dia bersama adiknya Anis  juga mahasiswa Sastra.
Ketika kami selesai berbincang, "R", Ayu dan Gendis datang bersama seorang perempuan lainnya yang usianya lebih muda berhijab seperti "R".
"Mas mau pulang kan? Makan siang dulu yukk!" ajak "R".
Setelah mengunjungi Taman Sari, kami makan siang di Jalan Dageng, masakan Padang tetapi disajikan ala Jawa, kaki lima. Enak juga. Aku duduk dekat Gendis, "R" membiarkan karena ia tahu aku ingin dengar cerita lanjut soal Widy.
Setelah puas ngobrol, aku check out dari hotel. Â Sebelumnya Salat Zuhur dan Asar sekaligus. Rupanya "R" dan kawannya mengunjungi komunitas mereka di Yogyakarta.Â