Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis (Bagian Tiga Belas)

15 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Sari-Foto: Irvan Sjafari

Jejamuran, Sleman, Sabtu, 9 Agustus 2014

Salah seorang senior saya bilang kalau mau meliput pariwisata ingin tahu mendalam suatu daerah naiklah bus atau angkutan umum, kemudian duduk di samping Pak Sopir.  Persis seperti naik delman di samping Pak Kusir. 

Senior saya benar, dari Terminal Jambor naik bus kecil ke arah Tempel, Sleman. Sasaran saya adalah rumah makan Jejamuran yang letaknya agak rumit. Saya sudah berangkat bada asar dari hotel, mulanya naik Transjakarta drai Halte KH Ahmad Dahlan yang berantakan.

"Mas, sebaiknya sudah pulang sebelum pukul sembilan malam. Setelah itu rawan untuk kembali ke Yogyakarta kalau tidak bawa kendaraan pribadi," kata Pak Sopir. 

Karena komunikasinya baik, saya diturunkan di pangkalan ojek Pasar Sleman. Dari sana saya menyewa ojek ke rumah makan itu. Nama Tukang Ojeknya Pak Yanto yang cepat akrab dengan pelanggan seperti saya.  Rupanya dia kerap mengantarkan turis ke Parangtritis, Wonosari, Kaliurang.

"Saya pernah jadi sopir pribadi seorang dokter di UGM. Saya sering ditugaskan mengantarkan relasi dan tamu dokter dari luar Yogyakarta ke lokasi wisata," tutur Pak Yanto.

Pak Yanto menangkap kekhawatiran saya rupanya.

"Bagaimana kalau saya tunggu sampai Mas selesai makan? Malam Minggu begini Jejamuran bisa penuh, saya sering antar tam uke tempat ini. Mas benar datangnya sore," ujar Pak Yanto.

Rumah Makan Jejamuran ternyata seperti cerita dari mulut ke mulut. Tongseng dari jamur nggak beda rasanya dengan tongsneg umumnya. Saya menghabiskan satu porsi tongseng jamur seharga Rp11.000, nasi Rp5.000,  pepes shitake Rp10.000 dan minumannya mint tea Rp7.000.

Saya makan 30 menit lalu pukul 17.00 sudah selesai, lalu kembali ke tempat Pak Yanto menunggu  dan kembali ke Terminal Jambor untuk beli tiket bus pulang ke Jakarta.  Pasalnya tiket kereta api habis.  Saya berangkat Minggu sore pukul 16.00, hingga paginya bisa liputan ke Taman Sari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun