"Sepi Bu?" tanya Syafri.
"Hanya petugas hutan dan orang seperti kalian," kata ibu itu.
Dia ingin memberitahu bahwa ada tentara di belakang dapur. Tetapi tentara itu memberi isyarat untuk tidak diberi tahu. Tentara itu ikut makan. Seorang laki-laki berpakaian hitam-hitam diikat dan mulutnya disumpal. Wajahnya memar.
"Kalau kamu mau makan nanti di markas," bisiknya.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga ke curug.  Airnya begitu jernih bahka  Syafri dan Widy mengisi tempat minum mereka dengan air sungai.
"Aku harap masa mendatang sungai ini masih bersih," kata Syafri.
"Amin!" sahut Widy.
Sekitar pukul 10 mereka tiba di permandian air hangat Maribaya. Â Keduanya beredam bersama dengan pakaian renang. Â Sekitar satu jam.Keduanya keluar. Â
"Baru merasakan pemandian air panas? Ada lagi yang lebih panas?"
Tetapi baru keluar Herland dan beberapa tentara sudah menunggu dengan sepeda motor.
"Kalian pulang!" Perintah Herland. "Ikut mereka naik motor!"