Itulah backpacker. Â Ya, mereka langsung pulang. Hitung-hitungannya 24 jam tidak tidur. Mungkinn anti terlelap di travel.
Saya memilih Salat Jumat di Masjid Salman ITB. Â Sebetulnya nostalgia. Waktu kecil ketika ke Bandung diajak salat Jumat pamanku staf pengajar ITB salat Jumat di sini.
Kemudian aku makan lontong kari di kaki lima kawasan Ganesha. Seorang pria setengah baya dduduk di sampingku. Ia berpakaian gamis. Â Rambutnya sudah putih. Â Rasanya dia tadi duduk di sampingku.
"Assalamulaikum. Antum tadi dari Taman Hutan Raya?"
"Walaikumsalam. Â Kok tahu? Abang tadi ikut hiking?"
"Tidak. Tadi aku sama "R" duduk di Taman Junghunh melihat antum berjalan. Dia sudah cerita tentang antum. Bahkan waktu di McDonald, aku sama dia tapi "R" bilang ingin bicara sama kamu."
"Abang kakaknya?"
"Tidak. Pamannya. Â Saya melihat antum masih orang baik."
Aku tertawa dan menebak arah pembicaraannya. "Di sisi itu, iya. Aku tidak mau macam-macam, meskipun godaan besar, kalau itu yang Abang maksud? Apalagi aku suka naik gunung. Â Senior aku bilang syarat selamat di gunung itu tidak merokok, tidak minum dan tidak main perempuan."
Kini dia yang tertawa. "Perspektif antum beda dengan kami. Tetapi aku bisa menerima. "R" juga. Â Kamu menentang perusakan di Kawasan Bandung Raya. Kami juga resah dengan ekspansi pariwisata."
"Bukankah menjaga lingkungan hidup didukung semua agama. Semua sepakat, iya. "