Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis Bagian Dua

16 Juni 2024   15:04 Diperbarui: 16 Juni 2024   15:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ZZZ, Express, Hyper Square  20.00

Male dorm yang aku tempati ada enam orang cukup penuh. Di antaranya seorang bapak setengah baya yang bertugas  di Bandung. Dia bernama Surya, seorang broker yang awalnya ikut perusahaan waralaba sebelum akhirnya buat sendiri.  Menurut dia konsep hotel backpacker sudah banyak di Singapura.  

Hotel backpacker ini seperti di rumah aku bisa bikin kopi seperti di rumah sendiri.  Begitu juga sarapan pagi prasmanan, bisa buat telur mata sapi dengan dua kerat roti.

 Setelah  ngobrol keluar makan malam di warung tenda di kawasan Pasir Kaliki dengan ayam goreng pepes usus, enak sekali.  Kuliner Sunda memang favorit aku.  

 Jalan Belitung, Bandung, 9 Februari 1957 

 

"Widy! Aku datang," teriakku ketika masuk ke aula SMA itu untuk menjemputnya sambil menahan sakit di pinggangku.

Gadis itu menengok.   Dia  pasti heran bagaimana Syafri bisa masuk ke sekolahnya.  Tetapi penjaga sekolahnya mengenali Syafri sebagai wartawan memperbolehkannya masuk, apalagi dia berapa kali menjemput Widy.

Muka Widy merah karena dia bersama teman-temannya rupanya sedang berlatih main angklung.  Gurunya pun menoleh, tetapi mereka hanya tersenyum ketika aku yang datang dan malah teman-temannya beramairamai tepuk tangan. 

"Pahlawannya Widy datang!" 

Latihan angklung yang serius jadi riuh dan gaduh. Gurunya menengok, ingin tahu sapa yang menganggu. Tetapi ketika tahu Syafri yang dtaang, dia  pun memeluknya. "Terima kasih menyelamatkan murid kami," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun