"Ya, Ustazah, anjeun selalu ingat," Aku menunduk tak berani menatap matanya.
 "R", sudah kembali ke hotel. Jangan sampai terlambat dijemput! Lalu dia masuk mobil dan berlalu.
"R" menjalankan mobilnya berhenti sebentar dan membuka jendela: Kapan kamu jelaskan lebih detail. Sepintar apa dia! Assalamulaikum! " Dia menutup jendela dan mobilnya berlalu.
"Walaikumsalam, terima kasih anjeun kembali menjadi menjadi sahabatku."
Aku Gemini dua wajah, di satu sisi aku ingin melindungi dan menyayangi perempuan itu dan buah hatinya. Begitu saja. Â Sisi lain, aku ingin berlindung dalam dirinya, mencintainya, meminta dia mengobati luka jiwa, ingin memilikinya. Mendua, bukan kepribadian ganda, sayang. Â Aku ingat kalimatmu.
Bukankah dua pemimpin negeri ini Sukarno dan Suharto berada di bawah Rasi Gemini? Â Hanya saja apakah mereka orang-orang yang mendua? Â Bukankah keduanya yang membangun fondasi Indonesia?Â
Aku kembali ke hotel untuk mandi dan berganti pakaian.  Setelah sarapan di warung dekat hotel, tepat pada pukul tujuh pagi sebuah sedan datang menjemputku. Pemiliknya, Rhyma, aktivis lingkungan dari Yayasan Cinta Alam Indonesia sudah memberitahu aku bahwa  sebagian tanah  tak jauh dari SMP Yayasan Al-Husainiyyah di Jalan Bukit Jatian, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap runtuh.
Aku duduk di samping Rhyma yang mengemudi dan kami meluncur ke lokasi. Setibanya di sana sejumlah aktivis sudah menunggu, ada Erland dan Imam  relawan dari Universitas Parahyangan, serta Zulqarnaen, kawan sekomunitas Rhyma.  Panorama yang cukup mengerikan tanah yang ambruk menimpa rumpun bambu dan saluran air serta sebagian jalan setapak.Â
Longsor sedalam sekira dua puluh meter dan lebar sekira 30 meter ini  rupanya sudah terjadi pada 26 April dan belum dibereskan.  Para aktivis ini mengajak aku berkeliling selain melihat lokasi petaka, untung tidak ada korban jiwa.  Ketika berkeliling aku mengamati pemukiman di lereng dan khawatir, akan runtuh. Â
Setelah cukup mendapat laporan, Rhyma mengantar aku ke pool sebuah travel di Kawasan Dipati Ukur. Â Aku memang berencana memang langsung pulang ke Jakarta sehabis reporting. Â Aku mendapat jam yang agak sore hingga ada waktu beberapa jam untuk makan di sebuah rumah makan.
Baru saja aku duduk setelah memesan makanan, entah dari mana "R" duduk berhadapan  membawa makanan nasi goreng rempah yang sama aku pesan. Rumah makan spesialis nasi goreng itu.