Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dua Pendatang Misterius Dua Belas

9 Februari 2024   18:41 Diperbarui: 9 Februari 2024   18:42 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rahmi dan berapa wartawan lain terperangah meihat rupa Katrina. Mereka berbisik-bisik: Mirip dengan Sundari.

"Hoii Luh ngebet ya sama Sundari?Mesum sama teman sendiri!" teriak Rahmi.

Ganang pasrah. Apalagi Katrina pakai celana pendek dan ransel. "Anterin aku ke Bandung. Kita nginap semalam di apartemen milik temanku yang lagi tidak ditempati. Besok aku pulang sendiri ke Tasikmalaya."

Ganang tidak bisa menolak. Apalagi Mat Setiawan memberikannya amplop tebal sebagai ongkos bonus satu bulan gaji.

Mereka naik travel dekat kantor gratis lagi karena ada voucher barter.   Ganang merasa bahagia melirik tubuh gadis remaja yang melebih fantasi seksualnya. 

Shuttle travel itu diikuti oleh sebuah jip berisi tiga orang preman yang tidak senang atas salah satu laporan Ganang yang mengungkapkan bisnis judi di Jakarta.  Walau itu tugas dari  Mat Setiawan. 

Masalah para preman bukan Ganang, tetapi yang di sebelahnya yang bisa membaca bahaya dari radius hingga tiga kilometer sekaligus merasuki pikiran orang.

Para preman itu berencana menghajar Ganang di KM 88 rest area.  Mereka nggak sadar bahwa John, yang menjadi supir tiba-tiba kehilangan konsentrasi ketika ngebut di Tol Cikampek. Ada yang memasuki pikirannya merasa dirinya di arena balap.

Jipnya menabrak sebuah jip lain yang berplat hijau dan keduanya sama-sama keluar jalan dan masuk sawah begitu kerasnya.

Teman-temannya baru sadar.

"Apa yang luh lakukan, John? Waduh!" kata salah seorang rekannya yang terpaksa keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun