Rahmi dan berapa wartawan lain terperangah meihat rupa Katrina. Mereka berbisik-bisik: Mirip dengan Sundari.
"Hoii Luh ngebet ya sama Sundari?Mesum sama teman sendiri!" teriak Rahmi.
Ganang pasrah. Apalagi Katrina pakai celana pendek dan ransel. "Anterin aku ke Bandung. Kita nginap semalam di apartemen milik temanku yang lagi tidak ditempati. Besok aku pulang sendiri ke Tasikmalaya."
Ganang tidak bisa menolak. Apalagi Mat Setiawan memberikannya amplop tebal sebagai ongkos bonus satu bulan gaji.
Mereka naik travel dekat kantor gratis lagi karena ada voucher barter. Â Ganang merasa bahagia melirik tubuh gadis remaja yang melebih fantasi seksualnya.Â
Shuttle travel itu diikuti oleh sebuah jip berisi tiga orang preman yang tidak senang atas salah satu laporan Ganang yang mengungkapkan bisnis judi di Jakarta.  Walau itu tugas dari  Mat Setiawan.Â
Masalah para preman bukan Ganang, tetapi yang di sebelahnya yang bisa membaca bahaya dari radius hingga tiga kilometer sekaligus merasuki pikiran orang.
Para preman itu berencana menghajar Ganang di KM 88 rest area. Â Mereka nggak sadar bahwa John, yang menjadi supir tiba-tiba kehilangan konsentrasi ketika ngebut di Tol Cikampek. Ada yang memasuki pikirannya merasa dirinya di arena balap.
Jipnya menabrak sebuah jip lain yang berplat hijau dan keduanya sama-sama keluar jalan dan masuk sawah begitu kerasnya.
Teman-temannya baru sadar.
"Apa yang luh lakukan, John? Waduh!" kata salah seorang rekannya yang terpaksa keluar.