Malam itu juga di Malang, Camelia sedang berjalan bersama kawan-kawannya di trotoar Jalan Basuki Rahmat. Â Seorang perempuan usia 18 tahun menubruknya dan kulit tangannya tergores ujung penanya yang cukup tajam.
"Maaf Mbak, aku melamun," kata cewek itu kepada Camelia sambil memungut buku-bukunya.
"Ngerjain tugas kuliah ya?" kata Camelia ramah. "Nggak apa-apa, jenengan juga nggak apa-apa kan?"
"Matur suwun!" kata cewek itu sambil berlalu.Â
Camelia menggeleng kepala. "Aku ingin waktu kuliah dulu, repotnya seperti itu?"
"Kamu luka loh ?"
"Nggak apa kecil sih," jawab Camelia sambil mengusap darah di lengannya.
Sementara ke arah utara cewek itu mengambil darah dan kulit kecil Camelia, memasukan ke tabung.
Dapatkan DNA cewek itu, sekaligus contoh suaranya. Segera dikirim. Dia memasukannya ke dalam drone kecil berbentuk lebah yang langsung melesat dengan kecepatan tinggi.
Di Bandung, Adinda tersenyum menghibur laki-laki itu tanpa menghakimi. Â "Abang dapat penggantinya kok yang seperti dia. Tetapi Abang serius ya, dia akan sayang sama Abang!"
Laki-laki itu merasa damai. Tetapi dia tidak mengerti maksudnya. Mendapat pengganti seperti dia? Seperti Camelia?