Itu isi chat Wa-nya. Â Anton senyum.Â
Namun ponsel menyala  dan ada  Chat Wa lagi dari nomor tak dikenal, tetapi ikon akun dengan wajah mirip Adinda.
 "Aku sebetulnya cinta damai.  Kecuali sama musuh ayah dan ibuku dulu. Selamat jalan Mas Anton, sudah saatnya bom waktu dalam tubuhmu meledak."
Anton pucat. Dia merasa ada yang menjalar keluar dari telinga, hidung, duburnya geli. Cipik-cipik kecil. Â Jumlahnya mulanya beberapa, tetapi kemudian berpuluh-puluh.
Kolega ayahnya Mister Wang juga terkejut  melihat banyaknya mahluk itu di lantai pesawat.
"Fajar tolong!"
Fajar memang datang  dan duduk berhadapan dengan mereka.  Dia membuka wignya dan terlihat wajah seperti Adinda.
"Minuman itu dari buah di planet kami yang mengandung zat  tidak disukai cipik-cipik. Sebetulnya mereka senang bersarang di tubuh Mas Anton, lalu keluar ratusan demi ratusan jika tubuh Mas Anton terasa sesak.
Namun zat ini memaksa ribuan cipik untuk keluar tentunya membawa  akibat tidak baik, karena membawa daging-daging di dalam tubuh Mas Anton."
Darah mengalir dari telinga, hidung dan mulutnya.
"Siapa kamu?"