Ananda melihat seorang remaja putri mirip Dinda, cuma  dia rambutnya dipotong lebih pendek  dan berkacamata.
"Adinda masih di Jakarta, tadi kirim fotonya makan di Sarinah bersama Oma. Nggak mungkin. Lagian kapan dia mem."
Cuma dia bersama beberapa remaja  perempuan bercakap-cakap dengan logat Minang, serta seorang pria setengah baya.
Dua rombongan itu berpapasan. Â Pria setengah baya itu melihat Ananda, sepertinya mengenali.
"Kamu mirip keponakanku Rivai," katanya. "Kamu yang diceritakan Uni Rahima, anak adopsi Bu Nursanti yang mirip Rivai?"
Ananda terkejut. Untungnya orangtua Rivai tidak menceritakan seluruhnya. "Iya, ini anak-anak Om?"
"Ndak semua, yang ini Poppy, anak Om kuliah tingkat satu di Padang," Â katanya.
"Yang ini anak Uni Farida, Eteknya Rivai dari pihak ayah," katanya menunjuk perempuan yang mirip Adinda."Mereka tinggal di Yogyakarta.  Ayahnya dosen. Uni Farida ini  sayang sama Rivai. Kamu bisa bertemu kami. Kami menginap di Buahbatu."
"Sabai Alui," katanya memberi salam dengan tangan dilipat.
"Ananda," kata Ananda menerima salamnya juga  tanpa bersentuhan. "ini teman-temanku."
Lalu mereka berpisah, karena Ananda diajak Lila untuk salat.