Bu Mia melihat. "Kebetulan ah, Â lalu bagaimana dengan kembarannya?"
"Itu yang mau saya cari tahu dan yang paling penting, siapa mereka?"
Di belakang mereka sudah berdiri Hendri Gustaman, arkeolog dari Bandung yang mengantar anaknya Ujang. Rupanya dia bapaknya.
"Ha..ha...ha..ha. Siapa yang mau klonning Bro! Â Biaya berapa? Apa untungnya? Â Sudahlah aku sudah bosan dengar cerita-cerita fiksi. Â Ada yang bilang Situs Gunung Padang usia 10 ribu tahun dan ada pyramid tertua di dalam tanahnya," Â celetuknya.
Lalu dia mengajak Bu Mia keluar. "Ayo kita ajak anak-anak makan di Sarinah seberang."
Laki-laki itu hanya menggeleng kepala. Apalagi Rachmad Noor akhirnya ikut bergabung: "Kalau begitu aku ikut, ajak peserta lain!"
Di Food Court Sarinah, Oma Nursanti duduk dekat Bu Mia. Â Dia memperlihatkan gambar remaja-remaja mirip Adinda yang dikirim laki-laki yang tak dikenalnya.
"Tadi ada orang yang mencurigai asal-usul Adinda diadopsi, dia mungkin tahu bahwa Adinda juga Ananda tidak datang dari Bumi seperti Ibu ceritakan," bisik Bu Mia.
"Maksudnya anakku mengirim lebih dari satu Adinda dan mungkin satu Ananda ke Bumi?"
"Itu yang tidak mungkin kembar empat  perempuan dan satu kembar laki-laki tidak identik dengan yang perempuan. Mungkin juga ada kembaran Ananda lain, kecuali kalau mereka memang diklonning dari sana," tutur Bu Mia.
Oma Nursanti memang sudah cerita ke berapa guru tentang asal usul Adinda dan Ananda, tetapi kabar resminya mereka anak kerabat yang diadopsi.