Unik. Cantik. Pintar dan misterius. Â
Bersama Harjum, beberapa serdadu TNI ikut beberapa tentara Belanda. Di antaranya seorang KNIL yang memandang benci pada Bintang yang terkapar. Rupanya mereka sudah mengintai.
Patroli bersama mengawasi cease fire. Saya menduga tadinya Kemala hendak ditembak, tetapi dengar kata perkosaan, mereka ingin dengar. Kebenaran terungkap. Selain itu Harjum mengenal suara Kemala.
"Jadi tentara, ya jadi tentara tidak usah memperkosa. Bikin malu KNIL saja!" Â makinya pada mayat Bintang.
Saya sempat melihat Harjum menoleh pada Gunadi. "Jadi bagaimana kedua belah pihak bikin laporan yang tidak buat malu  kedua belah pihak.
"Ya, kami diserang gerombolan tidak dikenal Ikhsan, Kemala dan anaknya disandera. Bintang ditembak mati," terang Gunadi.
"Goed! Bagus itu ceritanya!" ucap seorang  Perwira Belanda. Kesepakatan.
"Jadi itu yang kamu tulis Bung Wartawan nanti, Wong Edan!"
"Memangnya tembak-menembak di rumah bordil itu masuk dalam buku sejarah?
"Nggak lah, bikin malu saja. Bikin malu kedua belah pihak. Nggak bakal ditulis," jawab Harjum.
Kemala mendorong saya untuk ikut dia.