Rupanya sejak lama mereka mengintai dan buat pangkalan di luar Nusantara, terutama bagian utara. Di sana VGC merampas ikan QQ, makanan mahluk  lain hingga  Itu terusik dan lari ke Nusantara.
"Bawa mereka ke kapal kita Evertsen yang sudah menunggu di Selatan Mahameru!" perintah salah seorang dari mereka.
Blietzkrieg yang dilakukan  VGC mengacaukan pasukan Nusantara. Mahameru lumpuh.  Hanya saja bala bantuan mungkin datang.  Makanya Gerombolan VGC tahu mereka tidak bisa lama menduduki Mahameru.
"Lalu setelah pulau ketemu, kita apakan mereka?" tanya salah seorang perwira yang dipanggil Kapten Hinne.
"Tinggalkan saja di pulau itu."
"Tapi Tuan Jan Peter Van De Bosch ingin mengintegrogasi mereka yang selalu mengacaukan rencananya," kata seorang perwira bernama Kapten Raymond.
"Lihat keputusan Jan, apakah dia kita bawa untuk jadi pekerja tanam paksa di Orange, seperti kita lakukan pada orang-orang yang kita ambil dari berbagai planet," Â ujar Vermeulen.
Raya mendengarnya dengan geram.
"Keparat kalian. Oknum kulit putih yang tidak ada kapok-kapoknya," kata Raya meludah.
"Well, kita lihat you akan bisa apa di depan Meneer Van De Bosch, perempuan!" Raymond tertawa sinis.
Enam orang plus Farid lolos, bahkan Bagus, Purbaendah dan Subarja tidak tertedeteksi. Hanya dia, Robin dari Manuk Dadali yang tertangkap. Juga Aurora dan Sono. Sayang ada Cynthia dan Ciciek yang tidak terlindungi juga enam belas anak-anak remaja  yang ketakutan. Itu juga membuat Kapten Daud dan tujuh anak buahnya menyerah.