"Selain kita dan suami anjeun dan suamiku, ada pihak lain yang terlibat sejak awal. Mereka yang disebut Elang dan Iskanti sebagai Hyang. Bukan kita sendiri mahluk cerdas antara langit dan Bumi."
"Dalam buku di perpustakaan disebut Alien?"
Ira mengangguk.
Aku menduga, mereka juga mengajarkan peradaban maju pada bangsa Lemurian. Namun bangsa itu jadi serakah dan penjajah, hingga akhirnya para alien itu menolong Atlantis hingga jadi negara adidaya. Sayangnya, Â kemudian muncul penguasa zalim.
"Mengapa Kang Angga mau bersekutu dengan mereka?"
"Itu yang tidak aku mengerti. Mungkin merasa hutang budi?"
Aku bangkit dari pembaringan. Hari sudah pagi. Â Rupanya aku pingsan semalaman.
"Kemungkinan para Hyang itu mencium Atlantis bisa membuat kerusakan di muka planet ini. Lalu ada yang dikirim ke Titanium untuk membujuk beberapa orang untuk menyelamat negeri ini. Hyang itu yang bertemu Elang dan mengatakan agar mencari ayahnya. Mungkin maksud mereka sebetulnya untuk mencegah penjajahan Atlantis."
"Aku lapar, tetapi mau mandi dulu," ucap aku.
"Sok, Sang Kuriang sudah menyediakan makan pagi," kata Ira.
Sejam kemudian, kami sudah berada di meja makan. Aku sudah berganti pakaian. Ira juga. Mamo, Sisil, Harun dan Ginanjar juga sudah menanti. Namun Sang Kuriang tidak hadir. Kami ditemani seorang punggawanya.