Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Anna Lola

1 Juni 2016   18:19 Diperbarui: 2 Juni 2016   16:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gondangdia tempo dulu (kerdit foto cucucoret.blogspot.com)

“Waktu saya di Depok dua tahun lalu. Seorang sinyo hendak memperkosa saya, karena mengira saya perempuan gampangan. Saya pakai rok pendek dan baju kekecilan. Hasan buronan Batavia ini menolong saya. Dia bersembunyi di kebun dari kejaran tentara dan polisi. Mayat Sinyo itu dibuang di Kali Ciliwung.”

“Kamu membenci laki-laki?”

“Iya. Saya tidak percaya pada laki-laki. Apalagi laki-laki yang suka beradab di depan perempuan, padahal di otaknya ingin melahap tubuh merepuan itu. Perlu kamu ketahui waktu kamu mengajar saya menembak, ada revolver di gaun saya. Pemberian Hasan.”

Saya ingin pingsan. Anna Lola jauh lebih pandai dari perkiraan saya. Kepala saya masih pusing. Anna Lola memberikan saya minum dari gentong tanah liat.

“Di Gorontalo, Manado, Bali, saya bersahabat dengan pribumi setempat,” katanya. “Saya aman bersama mereka.”

“Jadi kamu mau apa, Anna?”

“Jangan melapor Ruud!” katanya. “Kalau Hasan digantung karena laporan kamu. Saya tidak akan bicara lagi dengan kamu dan minggat dari Batavia.”

“Tempat apa ini?”

“Tanah keluarga saya Ruud. Hasan bersembunyi di sini. Akhirnya saya menyembunyikan mereka di sini. Mereka juga bantu menjaga tanah keluarga saya.”

Kata-katanya lebih membunuh daripada kalau Anna Lola menembakan revolvernya.

Tiba-tiba terdengar tembakan. Anna Lola menoleh. Dia tdiak memekik seperti perempuan umumnya, malah mengeluarkan revolvernya. Seorang Slam yang ada di luar gubuk rubuh. Hasan dengan penyanggahnya dan dua orang Banten lain melarikan Anna ke luar gubuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun