Sehabis Salat Jum’at ke kantor lewat Tanjung Priuk pas waktu anak-anak bernagkat dengan bus. Tiba di Cisarua pukul lima sore. Tidak lewat Salat Ashar anugrah bagi saya. Acara malan malam lebih banyak canda. Olie kembali menjadi cewek paling aktif dan dia bawa handycam. Olie juga mempertunjukkan keterampilan main gitarnya bersama Riyan, Adhi. Olie melantukan lagu Karma, Cokelat dengan bagus hingga lagu dangdut. Malam kami pesta jagung bakar.
Ciasura, 10 September 2005
Dear R. Huizinga biilang manusia mahluk bermain. Itulah acara kami seharian. Ada permainan injak balon, balap lari dengan kaki diikat hingga pukul kantong air. Memang permainan melepas stres dengan kembali menjadi anak-anak. Olie menjadi bintang dalam balap lari kaki diikat dengan Adhi, Olie berlari dengan kuat menyeret Adhi yang cowok. Dedi, kawannku berdehem: Ukuran kakinya saja beda. Kaki Olee memang lebih besar dan kuat walau dia lebih pendek dari Adhi. Aku sendiri bertanding dengan Olie dalam game air: hasilnya aku kalah Olie memang The Strong. Di antara species bermain itu ada Olie paling hiperaktif di antara kami. Dia menang beberapa game. Termasuk juga main bilyar. Di kolm renang olie berenang berapa gaya sekaligus.
R berbisik bak angin yang menaglir dari balik gunung-gunung. Kamu makin kukuh dengan gadis khayalanmu si Puteri Putih Bersih. R menanggapi begitu dingin merajam. Olie? Oh, tidak! Dia hanya sahabat yang baik. Termasuk buat orang yang luka dan duka. Dia menyalamiku dengan tulus. Tetapi cintaku entah untuk siapa. Mungkin buat kamu “R”. R tertawa ngakak.
Waktu seperti ngengat mengunyah kain-tanpa butuh kesadaran. Dia bikin foto-fotoku jadi sephia dan dia bikin janggutku tumbuh lagi tanpa berkedip. Waktu seperti cuaca yang membuat kayu-kayu lapuk.
Malam acara safari night, melihat satwa di waktu malam dengan mendekati habitat aslinya. Pemandu kami Yuli punya pengetahuan yang bagus. Soal bagaimana cara hidup dan kebiasaan hewan-hewan jenis harimau, beruang. Kalau aku hanya memikirkan entah bagaimana memandang manusia yang menonton aktifitas mereka. Atau anak harimau bertanya pada induknya: “ Mengapa sih manusia suka melihat kita Mama? Ibunya mungkin menjawab: “Mungkin manusia kagum pada kita” apa yang akan diktakan binatang-binatang itu seandainya mampu berkomunikasi dengan manusia? Suka nggak mereka dipertontonkan seperti ini?
Jakarta-Depok, 11 September 2005
Dari Cisarua mampir ke pernikahan Eva. Reuni orang-orang yang pernah di grup media iani. Eva senang yang datang lebih 30 orang teman sekantornya. Olie lagi-lagi paling aktif. Dia pintar memikat anak kecil. Ternyata bukan omongan saja. Tadi pagi di pesta dia mendekati antrian anak-anak. Termasuk anak-anak Buser, soerang akwan redaksi. “Aku memang aktif. Makanya bawa celana banyak dan kaos banyak. Cepat kiringatan!” katanya sebelum kami pulang.
Jakarta-Depok, 13 September 2005
Dear R. Puisi Ketiga untuk Olie.
Perempuan itu adalah matahari berpijar. Enerji semesta pemberi kehangatan pada setiap mahluk di Bumi. Dia tak pernah jera pada keangkuhan dan ketmakan yang menggerogot bumi. Dia panaskan duka yang membeku dan menjadikannya mata air yang kemudian menjadi pelepas dahaga bagi setiap mahluk yang membutuhkannya, hingga dia mengalir ke lautan membawa semua kesedihan, kegetiran dan kemarahan.
Perempuan itu adalah matahari yang terus bersinar walau Bumi sudah terluka. Dia terus bersinar walau pun dia pernah lara dalam sejarah keberadaanya. Tak peduli caci atau dendam pada rembulan yang mencuri kehangatannya. Luka, duka dilaluinya dengan senyum yang menyapa pada setiap mahluk yang ditemuinya di Bumi.