Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Olie The Strong

12 April 2016   23:13 Diperbarui: 13 April 2016   11:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear R. Aku pikir orang Bandung mulai menyadari bahwa mereka sudah kosmopolitan. Populasi non Sunda di kota ini kian beragam dan jumlahnya kian banyak. Olei dan Surya misalnya orang Jawa Timur aslinya. Keluarga aku sepertiganya dari garis ibu berdarah Sunda dan aku Minang. Istri Alfian aslinya orang Yogyakarta. Aku lebih merasa orang Sunda walau seratus persen Padang dan lahir di Jakarta.

Hari ini seharian di Cicendo istirahat. Tadi siang makan di Warung makan Mie Aceh. Pedagang seorang laki-laki dari Lho Seumawe. Dia sudah tidak ragu lagi memperlihatkan identitas keacehannya. Misalnya gambar Cut Nyak Dien dam memperdengarkan lagu-lagu Aceh di warung kaki limanya. Dia senang ketika aku bilang punya saudara di Sigli. Ketika aku apresiasi etrhadap lagu Beugong Jeumpa. Dia bilang: dulu pengantin di Aceh menggunakan bunga cempaka sebagai pengganti minyak wangi.

Isteri pedagang itu orang Jawa. Dahulu dia berjualan di depan Unpad. Peminatnya lintas budaya (Padang, Sunda, Jawa). Kini dia pindah ke sini dekat asrama Aceh. Dia bisa buka sampai jam 12 malam. Saya makan mie tumis di warungnya seharga Rp4000. Enak sekali. Saya kria mei Aceh ada pengaruh India sekaligus China.

Sejak pagi dan siang mobil banyak berseliweran di Jalan Cicendo. Banyak mobil berplat B tanda akhir dari long week-end. Dengan terbukanya Cipularang meningkatkan mobilitas orang Jakarta ke Bandung. Saya khawatir dampak sosialnya suatu ketika akan luar biasa. Semakin banyaknya wisatawan orang Jakarta ke Bandung memamerkan kekayaaanya memberikan ekses.

Malamnya ke Toko Kartika Sari beli brownies untuk Mama dan adik-adik, roti molen. Juga buat Pipie kawan di kantor yang jauh hari memesan.

Bandung-Jakarta, 5 September 2005

Long week-end berakhir sudah, Sebuah media di Jakarta menulis Cihampelas dijaga ketat. Saya nggak merasakan ketegangan itu? Isu bom? Rasanya mustahil terjadi di Bandung. Dari Anteve kemarin sebuah pesawat jatuh di Sumatera bagi saya lebih mencekam. Saya pulang dengan kereta api tidak penuh dan masih banayk tempat kosong. Tidak ada antean. Dampak dibukanya Cipularang. Di kereta api orang-orang bicara soal kecelakaan pesawat. Ada sepekulasi sabtoase, karena ada rombongan Gubernur ikut. Tiba di Jakarta, Bada Ashar. Di rumah sore hari berita kecelakaan mendominasi stasiun televisi. Lebih dari seratus tewas bersama empat warga yang tertimpa pesawat.

Jakarta-Depok, 7 September 2005

Kembali ke rutinitas. Sehabis cuti. Kami dari redaksi mendpat tuga tambahan membuat e- gading, selain menggarap majalah bulanan. Mjalah ini lebih banyak gaya hidup. Hasilnya tidak maksimal. Padahal aku kerja keras dan juga kawan aku fotografer, Dasir. Saleh mengundurkan diri, karena tidak cocok dengan bos kami. Besok piknik sekantor. Kembali bertemu Olie. Kami mengobrol dan dia cerita bahwa dia anak polisi yang keras mendidik anak-anaknya. Dia pernah kena marah besar karena pulang pcaran terlalu malam. Dia dipukul dengan sapu hingga ganggangnya patah waktu SMP. Tetapi ayahnya lebih sayang pada dia daripada adiknya yang laki-laki.

Cisarua, 9 September 2005

Pagi wawancara Herry, seorang Tour Leader di kawasan Kota Tua. Dia langsung mengenali aku sebagai alumni Fakultas Sastra UI. Dia ternyata anak Sastra Belanda. Sayang nggak punya waktu bernostalgia karena harus ke kantor untuk ikut piknik. Jerry cerita bahwa menjadi Tour Leader tingkat stres tinggi. Yang saya olah adalah manusia bukan bebek. Dia memimpin 20 hingga 70 orang, termasuk permintaan (yang kerap keluar dari schedule). Misalnya waktu ke Penang, ia harus menamani tamu cari jajanan (jajanan di sini bukan jajanan makanan), hingga ke Genting menemani tamu di meja judi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun