Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Olie The Strong

12 April 2016   23:13 Diperbarui: 13 April 2016   11:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi waktu liputan komunitas capoeira di sportmall, Kelapa Gading bersama fotografer Riyan, beberapa waktu yang lalu kerinduannya terobati. Olie dengan memakai baju blezer malah mempertunjukkan kemahirannya dalam Roda diiringi musik Brazil yang membangktikan gairah. Tingginya paling hanya 155 cm dan agak gempal, tetapi mampu mengimbangi cowok yang badannya lebih tinggi dan kurus. Dia tak pernah terpeleset sekalipun.

Bahkan lebih gesit. Riyan merekam hasil pertunjukkan Olie dan membuat video berdurasi dua atau tiga menit. Hasilnya, video itu jadi tontonan anak-anak AE maupun redaksi, juga para desain dan layout dari komputer ke komputer, di kala anak-anak suntuk. Riyan sambil tertawa berkata: Bos pun akan terkagum-kagum melihat video ini.

Depok, 17 Agustus 2005

Dear R.
Rasanya baru kemarin. Padahal lebih dari setengah abad kita merdeka. Pahlawan-pahlawan idola bangsa seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, serta Sisingamanagraja sudah dikalahkan oleh Sinchan dan satria Baja hItam dan Kura-kura Ninja. (KH Mustofa Bisri, Indopos).

Saya ingat buku John Ingleson, Jalan ke Pengasingan yang saya baca waktu kuliah. Saya melihat embrio gerakan nasionalisme seperti PNI dimulai dari studi klub di Batavia, Bandung dan Surabaya, seperti sel-sel yang terus membelah diri. Cara ini sebetulnya mirip yang dilakukan PKS sekarang yang bergerak dari kelompok pengajian ke pengajian.

Mungkin yang paling kontroversial dari Ingleson ialah ia mengungkapkan dalam bukunya Soekarno adalah seorang yang labil emosinya. Dia pernah meminta maaf pada pemeirntah Hindia Belanda atas tindakannya. Padahal penjara Hindia Belanda tidak ada siksaan fisik. Soekarno rupanya tak bisa dipisahkan dengan orang banyak dan tanpa dukungan ini, tak banyak lagi sumber-sumber rohani dan sumber filosofis sebagai kekuatannya.

Mungkin yang terakhir Ingleson benar. Kenyataannya ketidakstabilan emosi soekarno juga tampak pada akhir kekuasaaanya dan awal Orde Baru. Misalnya ketika dia bimbang memenuhi tuntuan mahasiswa membubarkan PKI. Lalu ketika dia diasingkan Soekarno merana di akhir hidupnya. Inilah sisi manusiawi seorang Soekarno. Entah kalau saya mengalami tekanan seperti soekarno apa bisa lebih kuat? Bagi saya apa pun dikatakan Ingleson. tidak mengurangi rasa hormat saya pada founding father itu. Sebetulnya Hatta, Syahrir dan pemimpin beriktunya juga punya sisi kelam dan kemanusiaannya.

Saya berikan apresiasi terhadap pemerintahan SBY yang memberikan kado kemerdekaan yang bagus: Persetujuan damai dengan GAM. Lagi-lagi dinilai kontroversial karena konsesi yang diberikan pada GAM oleh kelompok oposisi (PDI Perjuangan) mengarah pada efderalisme. Misalnya dalam nota kesefahaman RI- GAM disebut pemerintah RI memfasilitasi terbentuknya patai politik lokal. Tetapi saya kria tepat, Aceh sudah terlalu banyak dirugikan masa Orde Baru. Hasil buminya dikeruk dan rakyatnya dibiarkan miskin.

Soal Soekarno dan Bandung? Beberapa waktu berencana pergi ke Bandung. Kebetulan aku juga ingin ke Bandung. Aku diajaknya ketemuan di sana. Sebetulnya hubungan kami sempat terganggu gara-gara sendok makan yang saya pinjam hilang. Entah dia salah letak atau saya mengalami short term memory. Tetapi berapa hari ini situasi kembali normal karena Olie menemukan kembali sendoknya.

Depok, 26 Agustus 2005

Dear R. Tadi saya wawancara Citra Dewi, pemilik sebuah butik di kawasan Sunter, masih kawannya Olie. Aasyik mendengar visi seorang pengusaha garmen yang suka membuat kreasi tas sejak SMP. Walau dia tidak sebesar perancang seperti Kanaya Tabitha, idenya cukup mengagumkan. Misalnya memasukan wana hijau dengan merah muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun