Prinsip ini membantu kami untuk lebih fokus pada kebutuhan utama dan mendorong pertimbangan yang lebih matang dalam setiap pengeluaran. Dengan begitu, kami dapat menjaga kestabilan keuangan keluarga dan menghindari beban finansial yang tidak perlu.
Tidak Takut Terlihat Miskin
Berbicara sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), saya dan istri kadang merasa tekanan ekspektasi dari lingkungan karena anggapan bahwa PNS memiliki kehidupan yang berlebihan, seperti rumah mewah dan mobil yang mewah pula.Â
Pada kenyataannya, harapan semacam ini sering kali menjadi jebakan bagi keuangan keluarga, karena takut terlihat "miskin" sering kali menghasilkan keputusan finansial yang tidak sehat.
Awalnya, menjadi terlihat kaya di mata orang lain menjadi faktor penting, terutama saat baru menikah. Pada masa-masa tersebut, kami terpengaruh oleh opini sosial dan merasa perlu untuk menunjukkan kesuksesan finansial melalui kepemilikan barang-barang mewah, yang akhirnya memicu pembelian dengan kredit berulang kali.
Namun, pada suatu titik, kami menyadari bahwa terus menerus berusaha terlihat kaya dengan berhutang hanya memberikan ketidaknyamanan dan kegelisahan.Â
Keuangan keluarga menjadi semakin rumit dan terbebani oleh ambisi untuk menciptakan citra yang sebenarnya tidak begitu penting.Â
Kini, kebahagiaan bukan lagi terletak pada kepemilikan barang-barang mewah atau citra kesuksesan finansial, melainkan pada keseimbangan dan perencanaan keuangan yang baik.
Menjaga keuangan yang terencana dengan baik dan hidup sesuai dengan kemampuan menjadi prioritas utama. Meskipun mungkin terlihat sederhana, kebahagiaan yang kami rasakan dari kestabilan keuangan jauh lebih berharga daripada tekanan untuk terlihat kaya di mata orang lain.Â
Pilihan ini membawa kedamaian pikiran dan memberikan kebebasan untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti dalam kehidupan, menjauhkan diri dari tekanan yang tidak perlu dan menciptakan kebahagiaan yang sejati.
Tanpa Arisan
Salah satu prinsip utama dalam pengelolaan keuangan bagi saya dan istri adalah menghindari keterlibatan dalam arisan. Meskipun tidak ada yang salah dengan arisan itu sendiri, namun bagi kami, arisan seringkali terasa seperti membawa beban hutang.Â
Hal ini karena pada dasarnya, dalam arisan, kita menerima sejumlah uang atau barang sesuai dengan kesepakatan awal yang ditentukan melalui undian.