Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Frugal Living: Meniti Bahagia Tanpa Beban Finansial

27 Januari 2024   13:25 Diperbarui: 28 Januari 2024   12:45 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya, dengan mindset yang terlalu mempermudah, gaji kami menjadi semakin terkikis setiap bulan hanya untuk membayar cicilan hutang.

Konsekuensinya tidak hanya terbatas pada masalah finansial, tapi juga merasuki aspek keseharian kami. Saat itu, segala pengeluaran harus dipertimbangkan secara matang, bahkan untuk hal sekecil mengganti ban motor pun harus dipikirkan dengan cermat karena ada cicilan yang harus dibayar. 

Hidup menjadi terasa sempit, harga diri terasa rapuh, dan kebebasan finansial terasa terbatas. Bahkan sekadar mengajak teman untuk traktiran pun menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan secara serius.

Setelah melakukan refleksi, kami menyadari bahwa secara finansial, melakukan pinjaman ternyata tidak menguntungkan. Biaya administrasi bulanan yang harus kami bayarkan, ketika diakumulasikan dengan jumlah pinjaman awal, ternyata melebihi jumlah pinjaman yang kami ambil. 

Namun, yang lebih penting dari itu adalah dampak pada kesehatan mental kami. Hidup terasa tidak tenang karena selalu terbayang oleh pembayaran cicilan hutang setiap bulan.

Maka dari itu, prinsip utama kami menjadi "jangan berhutang." Keputusan ini bukanlah tanpa perjuangan, tetapi dengan tekad kuat, kami berhasil menjalani hidup tanpa jerat hutang. 

Kini kami dapat merasakan keindahan dan kenikmatan hidup tanpa beban hutang, di mana setiap hari dapat kami nikmati dengan tenang dan damai.

Jangan Kredit

Prinsip kedua yang telah kami pegang teguh, saya bersama istri, dalam mengelola keuangan adalah menolak untuk membeli barang secara kredit. 

Memang, terkadang kita terjebak dalam jebakan psikologis saat tergoda untuk membeli barang dengan sistem kredit. 

Rasa enteng dan kemudahan bayar cicilan seringkali membuat kita terjerumus pada kebiasaan menambahkan barang-barang kecil lainnya untuk dihutangkan. Tanpa disadari, gaji sebulan dapat habis hanya untuk membayar cicilan kredit barang.

Jika dihitung-hitung, kita sebenarnya rugi ketika membeli barang dengan sistem kredit. Daripada membayar cicilan setiap bulan, kami memilih untuk menyisihkan sebagian uang dari gaji setiap bulan untuk membeli barang yang diinginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun